Cara Unik Warga Pati agar Ganjar Tak Cepat Pergi
Ganjar pun mengiyakan permintaan itu. Ia kemudian duduk lesehan di depan rumah warga beralaskan tikar. Ganjar kemudian sarapan bareng warga.
Ganjar begitu senang dengan sambutan yang begitu hangat dari masyarakat Pati untuknya.
Cara Unik Warga Pati agar Ganjar Tak Cepat Pergi
Warga Desa Tanjunganom Kecamatan Gabus Kabupaten Pati punya cara unik demi menahan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tinggal lebih lama di desanya.
- Momen Ganjar Menginap di Rumah Warga Sumsel, Bikin Sekampung Heboh
- Momen Hangat Ganjar Sowan ke Gubernur Jabar Era 70-an, Langsung Diangkat jadi Keluarga
- Momen Haru Ganjar dan Gus Yasin Berpelukan Erat saat Pamitan ke Warga Jateng
- Ganjar Menginap di Rumah Petani Banjarnegara, Duduk Lesehan Pakai Sarung Dengar Curhat Warga
Mereka kompak membuat acara sarapan bersama, agar Ganjar tak cepat meninggalkan desanya.
Awalnya Ganjar datang ke desa itu untuk menginap di rumah warga. Ganjar yang tiba pukul 22.00 WIB sempat ngobrol bersama warga.
Seharusnya, pagi hari jam 06.00 WIB Ganjar harus meninggalkan desa itu untuk melanjutkan kegiatannya.
Tapi ibu-ibu di Desa Tanjunganom seperti tak rela. Mereka membuat acara khusus demi menahan Ganjar lebih lama. Mereka seperti tak rela, jika gubernur yang dicintainya itu pergi dengan cepatnya. "Kami enggak rela Pak Ganjar cepat pergi. Jadi kami ibu-ibu sepakat untuk masak bersama dengan uang iuran. Pokoknya masak untuk sarapan pak Ganjar dan warga," kata Siti, salah satu warga.
Benar saja, saat pagi buta, para ibu-ibu itu datang ke rumah tempat Ganjar menginap. Mereka membawa aneka makanan yang disiapkan sejak pagi hari dan memaksa Ganjar sarapan untuk Ganjar.
"Pak Ganjar pokoknya harus sarapan dulu. Warga masih kangen sama bapak, jangan pergi dulu," pinta warga.
merdeka.com
Ganjar pun mengiyakan permintaan itu. Ia kemudian duduk lesehan di depan rumah warga beralaskan tikar. Ganjar kemudian sarapan bareng warga, dan warga menyambut dengan suka cita.
Ternyata cara itu berhasil. Tak hanya menahan Ganjar untuk sarapan, warga bahkan bisa ngobrol lama dengannya dan menyampaikan uneg-unegnya. Akhirnya, Ganjar tertahan di desa itu sampai pukul 08.00 WIB. "Soalnya nggak pernah ada pejabat yang mau datang ke desa kami, bahkan sampai menginap. Makanya kami mau memberikan yang terbaik buat pak Ganjar. Ini tadi bangun jam 3 pagi, masakin sarapan pak Ganjar biar bisa sarapan bareng" kata Ida.Siti tak sendirian, ibu-ibu lain di desa Tanjunganom itu juga mengatakan hal yang sama. Mereka sangat senang didatangi Ganjar dan tak rela Ganjar cepat pergi dari desanya. "Kapan lagi bisa masak buat pak Ganjar, jadi ini rame-rame masak biar pak Ganjar mau sarapan bareng. Kan jadinya bisa lebih lama di sini," kata Ida.
Makanan yang dibawa warga itu beraneka ragam. Ada lele mangut, mie goreng, gudangan, acar, tempe goreng dan aneka lauk khas desa lainnya. Semua makanan disajikan di atas daun jati dan daun pisang, dihidangkan di atas tikar dengan cara lesehan. "Iya, harusnya saya jam 06.00 ke pendopo Kabupaten Pati karena di sana sudah ditunggu untuk acara. Tapi ini warga minta sarapan bareng sambil ngobrol. Saya senang, karena biasanya kalau dengan ngobrol santai seperti ini, semua uneg-uneg masyarakat bisa keluar semua. Kita coba dengarkan dan carikan solusi," kata Ganjar.
Ganjar begitu senang dengan sambutan yang begitu hangat dari masyarakat Pati untuknya. Saat pamitan pun, Ganjar tetap ditarik-tarik seolah warga tak rela ditinggalkan. Ia juga menyempatkan pamit sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sebab tanggal 5 September nanti, ia sudah selesai menjabat sebagai gubernur Jateng. "Kulo pamit nggih bapak ibu. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah. Saya doakan panjenengan semua sehat. Terimakasih sudah menerima saya di sini, semoga silaturahmi kita tetap terjalin dengan baik," ucap Ganjar.