Cari AirAsia, 30 Polair sisir perairan Tanjung Puting-Pontianak
Personel Polair diturunkan bersama lima kapal untuk ikut melakukan pencairan.
Direktorat Polisi Perairan Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah mengerahkan puluhan personel untuk membantu pencarian pesawat AirAsia. Pesawat rute Surabaya-Singapura itu menghilang sejak Minggu (28/12) lalu.
"Kami mengerahkan 30 anggota Polair untuk membantu pencarian pesawat AirAsia. Anggota melakukan penyisiran pantai di kawasan Tanjung Puting sampai ke perbatasan Pontianak, bahkan juga di perairan Kotim," kata Kasatrolda Polair Polda Kalteng AKBP Teguh Eko Yulianto di Sampit, Senin (29/12).
Personel diturunkan bersama lima kapal untuk ikut melakukan pencairan. Tim juga berkoordinasi dengan tim lain yang melakukan pencairan di perairan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.
Pihaknya berharap pesawat yang hilang kontak sekitar delapan menit setelah lepas landas dari Surabaya menuju Singapura itu bisa segera ditemukan. Personel Polda Kalteng akan bekerja keras untuk membantu menemukan pesawat itu.
"Sampai saat ini belum ada hasil tapi anggota kami masih bekerja keras untuk menyisir laut di perairan Kalimantan Tengah. Saat ini anggota masih di laut. Mudahan kami bisa menemukan pesawat tersebut," kata Teguh.
Sementara itu, tim SAR dari Pos SAR Sampit berangkat ke Pangkalan Bun pada Minggu (28/12) bergabung di posko yang ada di bandara setempat. Mereka berangkat melalui jalur darat membawa beberapa perlengkapan yang mungkin dibutuhkan.
Bersama TNI dan instansi lainnya, SAR melakukan penyisiran di kawasan Pantai Kubu Kecamatan Kumai. Tim dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari di perairan, darat dan pemantauan dari udara.
"Sampai saat ini memang belum ada kepastian di mana titik koordinatnya, tapi kita berusaha dulu, termasuk penyisiran di perairan laut Kalimantan Tengah," kata Koordinator Badan SAR Nasional Pos SAR Sampit, Eko Lativania yang dihubungi dari Sampit.
Pesawat AirAsia yang hilang ini membawa 155 penumpang dan tujuh pesawat. Pemerintah belum memastikan terkait kejadian ini karena hingga kini pesawat tersebut belum ditemukan, meski perkembangan terakhir pesawat diduga jatuh di perairat sekitar 700 mil dari Pangkalan Bun.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.
Baca juga:
Keluarga ikut cari jenazah penumpang AirAsia di Pangkalanbun
AirAsia tergelincir keluar jalur di Kalibo, Filipina
KRI Bung Tomo evakuasi 40 jasad penumpang AirAsia
Jenazah dan koper penumpang AirAsia dibawa ke Pangkalanbun
Ditemukan mayat di laut, keluarga korban AirAsia banyak pingsan
Media asing sindir tvOne tayangkan jasad ngapung korban AirAsia
Polri temukan sinyal handphone aktif milik penumpang AirAsia