Cegah Ebola, Dinkes Semarang pantau penumpang kapal asing
Pengawasan dengan menempatkan beberapa mesin pendeteksi suhu detektor tubuh di pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas.
Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya penularan wabah penyakit Ebola yang berpotensi ditularkan oleh warga asing. Pengetatan pengawasan tersebut dengan menempatkan beberapa mesin pendeteksi suhu detektor tubuh di pintu masuk Pelabuhan Tanjung Emas.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Jawa Tengah Widoyono, mengatakan, pihaknya saat ini telah memperketat pengawasan terhadap para penumpang kapal laut yang tiba di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Salah satunya yang kini dilakukan petugasnya, ialah dengan menempatkan belasan petugas medis di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) wilayah Semarang.
"Ada sejumlah dokter dan perawat yang selama ini disiagakan di sana. Bila sebelumnya WNI yang tiba kita pantau, kini tim medis juga diimbau agar memperketat pemeriksaan medis terhadap para awak dan penumpang kapal asing yang bersandar di sana," kata Widoyono, kepada merdeka.com, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/11).
Tak hanya itu saja, katanya, pihaknya juga menginstruksikan kepada sebagian besar pengelola rumah sakit swasta maupun negeri di Ibu Kota Jateng untuk menyiapkan 1-2 ruang isolasi khusus merawat pasien Ebola.
"Dari 26 rumah sakit di Semarang, mayoritas kami minta untuk menyiapkan 1-2 ruang isolasi untuk pasien Ebola. KKP Semarang juga harus menyiapkan ruang isolasi," tutur Widoyono.
Berkaitan dengan temuan pasien yang diduga terserang wabah Ebola, dia memastikan, sementara ini belum ditemukan. "Untuk saat ini belum ditemukan baik di jalur darat laut maupun udara," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua TKI yang baru pulang dari Liberia sempat menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pelem, Pare Kediri dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedono, Kota Madiun Jawa Timur. Sebab, mereka diduga terjangkit virus Ebola.