Cegah harga beras naik lagi, Pemkot Solo siap gelontorkan raskin
Meski jelang panen raya, Pemkot Solo tidak menjanjikan harga beras segera turun.
Meskipun harga beras mulai mengalami penurunan, tapi tak sedikit warga di Solo belum mampu untuk membelinya. Mengantisipasi hal itu, Pemerintah Kota Solo menyatakan segera menggelar operasi pasar dan menjual beras khusus buat masyarakat kurang mampu.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo, Ismet Inono mengatakan, langkah itu diambil guna mengantisipasi atau mencegah melambungnya kembali harga beras. Dia tidak menampik harga beras kemungkinan besar akan naik kembali. Padahal dia memperkirakan harga beras bakal turun seiring dengan datangnya panen raya di sejumlah wilayah Solo.
"Maret dan April ini akan ada panen raya di Sragen, Klaten, Sukoharjo atau Boyolali. Tapi belum bisa sepenuhnya dapat diandalkan untuk menekan harga beras. Kami tidak bisa memperkirakan secara pasti berapa jumlah volume gabah yang dapat dipanen ini. Apakah mencukupi kebutuhan masyarakat Solo raya atau tidak," kata Ismet di Solo, Sabtu (14/3).
Dari pantauan merdeka.com di sejumlah pasar tradisional, dalam sepekan ini harga beras di Kota Solo telah mengalami penurunan. Salah seorang pedagang beras di Pasar Legi Solo, Ali Wiyono, membenarkan harga beras dalam sepekan ini mengalami penurunan.
"Harga sudah turun rata-rata Rp 1.000 per kilogram. Paling murah Rp 9.000 per kilogram untuk jenis yang biasa. Beras kualitas super yang semula Rp 12 ribu per kilogram turun menjadi Rp 11 ribu per kilogram, dan yang kualitas sedang semula Rp 11 ribu menjadi Rp 10 ribu per kilogram," kata Ali.
Turunnya harga beras saat ini, lanjut Ali, lantaran di sejumlah wilayah di Solo sudah mulai panen. Seperti di Delanggu (Klaten) dan Sragen. Karena harga beras berangsur normal dan stabil, dia telah menormalkan kembali pasokan berasnya.