Cegah perampokan, penggunaan sekat sopir-penumpang taksi dikaji
Para penjahat berupaya menembus operator taksi untuk menentukan sasaran perampokan.
Kasus perampokan di dalam mobil sedan menyerupai taksi Ekspress baru-baru ini makin membuat masyarakat resah. Agar kasus yang sama tidak terulang, pengusaha moda transportasi darat itu didesak segera merombak segala fasilitas.
Munculnya kasus itu menimbulkan wacana adanya pembatas antara penumpang dan sopir dalam taksi. Namun Sekretaris Jenderal Organda, Andriansyah mengklaim penumpang ada yang merasa risih diterapkan pembatas itu.
"Saat ini melakukan pembatasan sedang dikaji, karena mengurangi kepuasan," kata Andriansyah kepada wartawan di Jakarta, Jumat (5/12).
Di sisi lain, akibat kasus perampokan tersebut, banyak pengusaha taksi mulai mengeluhkan penurunan omzet. Andriansyah menyebut, pihaknya telah memberikan imbauan kepada pengusaha untuk lebih memantapkan sistem yang ada.
"Operator taksi telah berupaya menerapkan sistem pencegahan terjadinya kejahatan. Tapi, para kriminal ini terus mengakali," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta para pengusaha taksi selalu memperbarui sistem IT. "Harus mulai gunakan GPS sampai tracking (pelacak). Soalnya Para penjahat ini berupaya terus menembus para operator," terangnya.