Cegah radikalisme & terorisme, Yenny Wahid tekankan peran perempuan di forum PBB
Dia mengungkapkan, program desa damai memberikan pelatihan dan penguatan ekonomi untuk para ibu di tingkat akar rumput, ditambah dengan pelatihan tentang upaya perdamaian. Harapannya mereka bisa praktikan di komunitasnya masing-masing.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggelar pertemuan tingkat tinggi untuk membahas pelibatan perempuan di tingkat desa dalam upaya global menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme. Di mana salah satu pembicara dalam acara ini adalah Yenny Wahid.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh UN Women bekerjasama dengan UNOCT, United Nations Office of Counter Terrorism, Yenny menyampaikan bagaimana program Kampung Damai dalam menanggulangi radikalisme dan terorisme.
-
Apa saja yang pernah Yenny Wahid raih dalam kariernya? Yenny Wahid memiliki cukup banyak sepak terjang dalam ranah berbeda-beda. Ia pernah menjadi wartawan berprestasi hingga komisaris Garuda Indonesia.
-
Bagaimana Yenny Wahid memutuskan untuk maju sebagai Cawapres? "Saya tentu harus berdoa dulu, saya harus mohon petunjuk dari yang maha kuasa, nanti itu diolah dari rasional dan spiritual hasilnya seperti apa. Jadi masih panjang," katanya di Jakarta, Senin (7/8).
-
Bagaimana Yenny Wahid mendapatkan penghargaan Walkley Award? Liputannya mengenai Timor Timur pasca referendum diganjar anugerah Walkley Award.
-
Kenapa Yenny Wahid yakin Gusdurian solid mendukung Ganjar-Mahfud? Yenny mengatakan kader Gus Dur itu selalu mengedepankan nilai-nilai perjuangan dalam perjuangan politiknya. "Jadi, jelas kami bukan orang-orang yang pragmatis, kami bukan orang yang mencari jabatan," kata dia
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Kenapa Yenny Wahid keluar dari Universitas Indonesia? Ia kemudian keluar dari UI atas saran sang ayah.
"Mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang kami inisiasi di berbagai desa di Pulau Jawa," kata Yenny dalam keterangan tertulisnya, Selasa (13/3).
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh pimpinan tinggi beberapa lembaga PBB tersebut Yenny diminta untuk menjelaskan dampak dari programnya yang banyak menyasar masyarakat di tingkat akar rumput. Dia mengatakan, dengan penguatan masyarakat desa, terutama perempuan, maka dampaknya langsung terasa secara masif.
"Data yang kami dapatkan melihat hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dan tingkat radikalisme. Makin berdaya seorang perempuan, makin kecil kemungkinan ia terpapar aksi radikalisme," jelas Yenny.
Dia mengungkapkan, program desa damai memberikan pelatihan dan penguatan ekonomi untuk para ibu di tingkat akar rumput, ditambah dengan pelatihan tentang upaya perdamaian. Harapannya mereka bisa praktikan di komunitasnya masing-masing.
"Saya senang bahwa kami mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan program ini karena ini berarti promosi untuk Indonesia," ujarnya.
Dalam forum yang dimoderatori oleh dubes tetap Uni Emirat Arab untuk PBB, Lana Zaki Nusseibeh tersebut, Yenny diminta untuk memberikan pendapatnya atas rencana UN. Mereka akan membuat Rencana Aksi Penanggulangan Terorisme yang melibatkan lebih banyak peran perempuan dan anak muda di dunia, utamanya dalam area pencegahan tindak pidana berbasis kekerasan.
"Pelibatan perempuan dalam upaya pencegahan radikalisme mutlak dilakukan mengingat perempuan adalah salah satu korban utama ketika terjadi kekerasan di masyarakat," katanya.
Selain itu, Yenny juga menghadiri Forum Comission on the Status of Women (CSW) di PBB. CSW merupakan acara tahunan yang menghadirkan delegasi dari berbagai negara di dunia. "Tahun ini memang fokusnya adalah penguatan perempuan di tingkat akar rumput, seperti dijelaskan sekjen PBB, Antonio Guteres dalam pidato beliau," tutupnya.
(mdk/fik)