CEK FAKTA: Menelusuri Klaim Anies soal Harun Al Rasyid Pendukung Prabowo
Benarkah penyataan Anies terkait Harun Al Rasyid, simak penelusurannya
Anies mengklaim kematian Harun Al Rasyid sampai saat ini tidak ada kejelasannya.
CEK FAKTA: Menelusuri Klaim Anies soal Harun Al Rasyid Pendukung Prabowo
Nama Harun Al Rasyid diucapkan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saat memaparkan visi misi dalam Debat Perdana Capres di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa (12/12) lalu.
Harun Al Rasyid merupakan seorang pemuda berusia 15 tahun yang tewas dalam kerusuhan di kawasan Slipi, Jakarta Barat, 22 Mei 2019. Anies mengklaim kematian Harun Al Rasyid sampai saat ini tidak ada kejelasannya.
- Anies Sebut Prabowo Punya Ratusan Ribu Hektar Lahan, Begini Faktanya
- Cerita Ayah Harun Al Rasyid Ditelepon Anies, Minta Izin Bantu Suarakan Keadilan dan Diajak Hadir Debat
- Penantian Empat Tahun Tak Berujung Keluarga Harun Al Rasyid, Korban Tewas Tragedi Pilpres 2019
- Muzani Gerindra Sentil Anies: Harun Al Rasyid 2019 Masih SMP, Bukan Pendukung Prabowo
"Dan tidak kalah penting hadir bersama saya saat ini, ayahnya Harun Al Rasyid. Harun Al Rasyid adalah anak yang meninggal, pendukung Pak Prabowo di Pilpres 2019 yang menuntut keadilan pada saat itu, protes hasil pemilu. Apa yang terjadi hari ini? Tidak ada kejelasan. Apakah itu akan dibiarkan? Tidak. Harus diubah," kata Anies.
Benarkah penyataan Anies terkait Harun, simak penelusurannya:
Seperti diketahui, menurut keterangan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, Harun ditembak oleh penembak misterius dari jarak sekitar 11 meter.
"Jaraknya cukup dekat antara pelaku yang melakukan penembakan dengan tangan kiri dan korban yang ditemukan di TKP. Jaraknya kurang lebih dari hasil analisis dan rekonstruksi, 11 meter," ungkap Dedi di Gedung Mabes Polri, Jumat (5/7/2019).
Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto mengungkapkan, penembak diduga memegang senjata api menggunakan tangan kiri di bawah dada mengarah ke samping. Data itu didapat berdasarkan hasil uji balistik dikombinasikan dengan keterangan saksi mata.
"Arah (peluru) lurus mendatar. Karena posisinya (Harun) di trotoar, agak tinggi. Jadi, diduga pelaku ini agak tinggi karena pelaku (pegang senjata api) di sini (di bawah dada menembaknya)," jelas Suyudi.
Sementara itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Suyudi Ario Seto mengungkapkan, penembak diduga memegang senjata api menggunakan tangan kiri di bawah dada mengarah ke samping. Data itu didapat berdasarkan hasil uji balistik dikombinasikan dengan keterangan saksi mata.
"Arah (peluru) lurus mendatar. Karena posisinya (Harun) di trotoar, agak tinggi. Jadi, diduga pelaku ini agak tinggi karena pelaku (pegang senjata api) di sini (di bawah dada menembaknya)," jelas Suyudi.
Keterangan saksi, lanjut Suyudi, penembak misterius diduga berada dari arah ruko dekat fly over Slipi. Pelaku diperkirakan memiliki tinggi 175 sentimeter. Tubuhnya kurus serta memiliki rambut gondrong. Pelurunya pun mengenai lengan kiri Harun hingga tembus ke rongga dadanya.
Sementara itu, melansir dari Kompas.com, berdasarkan pengakuan dari teman Harun, bernama Angga mengatakan, Harun tewas karena saat itu berada di jembatan Slipi Jaya yang juga menjadi lokasi kerusuhan pada Rabu (22/5/2019) malam.
Angga mengatakan, cerita bermula ketika Harun mengajak Angga menonton kerusuhan yang sedang pecah di jembatan Slipi Jaya. Harun bersama Angga menyambangi lokasi kerusuhan terkena gas air mata dari pihak kepolisian. Angga mengajak Harun pergi ke rumahnya untuk mengobati luka pada paha Harun.
Lalu, ketika malam tiba, Angga meminta Harun untuk pulang ke rumah. Namun, Harun menolak dan mengajak Angga untuk kembali melihat kerusuhan di Slipi. Kemudian sekitar pukul 22.00, Harun dan Angga terpisah di dalam kerusuhan itu. Angga sudah mencari Harun, tetapi tidak ketemu. Sampai akhirnya Angga menerima kabar pada Kamis (23/5/2019) pagi bahwa Harun telah meninggal dunia.
Hasil Autopsi Harun
Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Brigadir Jenderal Polisi Musyafak mengatakan, Harun mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri atas hingga menembus dada.
"Sudah, hasil autopsinya luka tembak. Itu kita terima dari RS Dharmais dan ada juga yang belum tahu identitasnya alias Mr X. kalau tidak salah tanggal 23 Mei dini hari jam 01:00 WIB kita terima rujukan korban dari RS Dharmais. Sudah dalam kondisi meninggal dunia," ungkap Musyafak saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (30/5/2019).
Meski demikian, Musyafak belum dapat memastikan apakah Harun tewas terkena peluru tajam atau karet. Pasalnya, hal tersebut menjadi wewenang pihak Puslabfor Mabes Polri.
"Wah itu yang menentukan bukan kami, tapi Puslabfor," tuturnya.
Pengakuan Ayah Korban Saat itu
Didin Wahyudin, Ayah Harun baru mengetahui kabar anaknya yang masih 15 tahun itu pada Kamis (23/5/2019) malam. Anaknya sudah dalam kondisi meninggal di RS Polri Kramat Jati. Untuk mengambil jenazah anaknya, Didin mengaku harus mengambil surat di Polres Jakarta Barat.
Keesokan harinya, dengan diwakilkan sang adik, keluarga mengambil surat pengantar untuk melakukan autopsi. Namun, kata dia, ada surat pernyataan yang harus ditandatangani.
"Ada pernyataan keluarga korban tidak boleh menuntut siapapun apapun, dan keduanya untuk dilakukan autopsi. Itu digabung, jadi saya bingung harus tandatangani yang mana adik saya. Jadi sebelum berangkat, ke adik saya-saya pesan jangan tandatangani satu lembar kertas pun kalau belum jelas,"
ujar Didin saat audiensi dengan Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).
Namun, Didin akhirnya menuruti untuk tanda tangan. Sebab, sudah dua hari anaknya di RS Kramat Jati. "Tapi saat keluar dari situ, jenazah itu sudah rapi, sudah pakai kain kafan semua, jadi sudah diautopsi, tinggal disalatkan saja tinggal dimakamkan," jelasnya.
Didin menuturkan, hasil autopsi tidak diserahkan ke keluarga. "Hasil autopsi tidak diberikan, di situ saya mempertanyakan kenapa hasil autopsi tidak diminta, apa memang tidak dikasih," ucapnya.
Kesimpulan
Setelah ditelusuri lebih lanjut tidak ditemukan berita atau informasi terbaru mengenai penuntasan kasus kematian Harun Al Rasyid. Tidak ada juga pernyataan resmi soal Harun Al Rasyid adalah pendukung Prabowo Subianto yang kala itu maju sebagai capres tahun 2019 silam.
Terungkap Alasan Anies Hadirkan Ayah Harus saat Debat
Anies mengatakan, dirinya menghadirkan ayah dari Harun Al Rasyid karena tema debat capres terkait hukum. Sementara kasus Harun Al Rasyid menjadi contoh korban kekerasan tidak mendapatkan keadilan hingga hari ini.
"Semalam kita membahas soal hukum dan salah satu masalah yang kita saksikan yang ada di masyarakat adalah korban-korban kekerasan yang tidak pernah mendapatkan penghujungnya. Apa sih penghujungnya itu? Satu keadilan, harus ada tindakan hukum yang tuntas," ujar Anies di Riau, Rabu (13/12).
Kedua, perlu ada kebenaran apa yang terjadi pada peristiwa itu. Anies mengatakan, keluarga korban harus tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
"Mereka tidak tahu, tahunya anaknya sudah meninggal,"
ujar Anies.