Cerita cinta buta berujung kriminal
Dari dalih untuk membuktikan cinta, justru terperosok ke dalam lubang kenistaan.
Masa pacaran idealnya dilalui sebagai tahap perkenalan. Masa di mana seorang pria dan wanita mengambil waktu untuk menyesuaikan pribadi masing-masing.
Kisah romantis pun terukir dalam masa ini. Semua yang dijalani terasa indah, melahirkan letupan rasa yang kadang tak bisa dijelaskan oleh akal sehat.
Akan tetapi, cerita indah seputar masa pacaran kadang tak sesuai kenyataan. Tak jarang dalam masa ini banyak pasangan muda dan mudi tersandung kasus yang melanggar hukum.
Dari dalih untuk membuktikan cinta, justru terperosok ke dalam lubang kenistaan. Mungkin itu bisa disebut sebagai cinta buta.
Berikut kasus pelaku mengajak pacarnya untuk melanggar hukum seperti dirangkum merdeka.com:
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa krim malam penting? Krim malam memiliki peran krusial dalam rutinitas perawatan kulit, terutama karena malam hari adalah waktu ideal untuk memperbaiki dan meregenerasi kulit. Saat tidur, kulit tidak terganggu oleh minyak, keringat, dan polusi yang biasanya dialami pada siang hari.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Apa yang dimaksud dengan perdamaian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perdamaian berarti penghentian permusuhan, atau perihal damai.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
Punya utang Rp 150 ribu, Sandi ajak pacar rampok selingkuhan
Sepasang kekasih, Sandi (17) dan Anisa (16), diamankan petugas Polsek Cakung, karena telah melakukan perampokan terhadap Michael (15), yang diketahui sebagai selingkuhan Anisa. Sandi yang memiliki hutang dengan sang kekasih mencoba merampas sepeda motor dan ponsel milik Michael, pada Selasa (18/3) malam.
Saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Cakung AKP Bara Libra, menuturkan Kedua tersangka ini sudah berpacaran lama. Namun, Anisa juga menjalin hubungan dengan korban. Bara menambahkan, pemicu tindak kejahatan keduanya berawal saat uang SPP milik Anisa sebesar Rp 150 ribu, dipakai oleh Sandi.
"Sayangnya, SA yang tidak sekolah ini tidak bisa mengembalikan uang tersebut. Padahal SPP sudah waktunya dibayarkan. Jadi, keduanya merencanakan ambil uang dari korban untuk bayar SPP itu," kata Bara Libra saat dihubungi, Rabu (19/3).
Bara mengatakan, untuk menjalankan aksinya, Anisa berpura-pura mengajak korban kencan. Keduanya naik motor Honda Vario nopol B 6616 TID. Saat sampai di depan Komplek DPR, Cakung, Jaktim, Anisa pura-pura ingin buang air kecil. Pada saat itulah pelaku Sandi datang dengan membawa sepeda motor.
"Pelaku langsung menghampiri korban dan berusaha mengambil motor dan barang berharga lainnya. Korban melawan hingga terjadi baku pukul. Akhirnya, dengan golok yang sudah disiapkan, pelaku melumpuhkan korban," ungkapnya.
Akibat peristiwa tersebut, Michael mengalami luka di bagian kepala karena dipukul dengan golok. Setelah korban tidak berdaya, pelaku membawa kabur motor dan BlackBerry korban.
Bersama pacar, pemilik kos curi laptop penghuni
Kesal terhadap penghuni kos yang menguasai rumahnya, Yunita Ari Ristianti (18), warga Jalan Ikan Dorang, Surabaya, Jawa Timur dan kekasihnya nekat menggasak dua unit laptop milik Dwi Hariyanti Nulak (19). Sepasang kekasih itu pun terpaksa ditangkap pihak Polsek Krembangan, Surabaya, Rabu (6/2).
Lantaran tidak memiliki tahanan perempuan, oleh pihak Polsek Krembangan, janda satu anak yang masih berusia dua tahun itu pun, dititipkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak.
Menurut pengakuan tersangka, dia mencuri bersama kekasihnya, Agus Supriyanto (16), warga Demak Jaya, Surabaya, karena kesal dengan Dwi Hariyanti Nulak yang kos di rumahnya.
"Saya kesal. Masak saya yang punya kamar, yang juga punya rumah malah kalah sama dia (korban) yang cuma kos di rumah saya. Mau ngambil pakaian di lemari saja, saya harus minta izin dia," keluh tersangka pada penyidik.
Kedua tersangka oleh pihak Polsek Krembangan dibawa ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Saat si tersangka laki-laki akan dibawa kembali ke tahanan Mapolsek Krembangan, suasana haru tiba-tiba menjadi pemandangan menarik di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak. Beberapa anggota sempat tertegun dan kedua matanya tertuju ke arah sepasang kekasih tersebut.
Yunita tiba-tiba menangis dan mengatakan tidak mau berpisah dengan kekasihnya di sel tahanan.
"Saya tidak mau pisah sama pacar saya, saya mau ikut. Dia tidak seperti mantan suami saya yang suka main tangan, dia selalu menyayangi saya," teriak Yunita sembari menangis tersedu-sedu.
Butuh biaya nikah, sejoli rampok rumah mewah di Kelapa Gading
Sepasang kekasih nekat merampok sebuah rumah mewah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (12/2) malam. Usut punya usut, keduanya melakukan hal tersebut lantaran butuh biaya untuk melangsungkan pernikahannya.
Sejoli itu yakni, Yapintari bin Tomy Yup(19) dan Mutiara binti Zaenudin(17) sudah menjalin kasih selama satu tahun.
"Butuh duit, ada banyak acara. Saya mau kawin 3 bulan lagi. Ditambah ada undangan nge-dance (joget) dari anak-anak tongkrongan," ujar Yapintari saat ditemui di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (13/2).
Yapintari mengatakan, kejadian berawal saat ibunya, Sri Wahyuni (37), meminta tolong untuk memulangkan kunci salon milik majikannya bernama KDS (38) yang tinggal di Perum Gading Grande Blok DE No 9, RT 6 RW 25, Pegangsaan II, Kekapa Gading, Jakarta Utara.
"Lalu saya menuju ke sana mengajak pacar saya Mutiara, naik motor," ujar Yapintari sambil tertunduk malu.
Mendapati rumah yang dimaksud hanya dihuni oleh sang pembantu, Eti Nurwati(28) lantas muncullah niat jahat di benak Yapintari. "Waktu sampai di sana ternyata cuma ada pembantunya saja. Pak KDS sedang berlibur ke Eropa katanya," tutur pria berpotongan rambut mohawk tersebut.
Saat itu, lanjut Yapintari, dirinya sudah berpamitan pulang pada Eti. Tapi, hujan yang mengguyur membuatnya harus menunggu sampai reda. Saat itulah, timbul niat jahat pelaku yang memang sedang membutuhkan biaya untuk menikahi kekasihnya.
Nikmati uang hasil kejahatan, sejoli ditangkap saat bermesraan
Meski hanya sebatas menikmati hasil kejahatan yang dilakukan kekasihnya, Winda (25), gadis asal Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, dicokok polisi. Dia ditangkap bersama pacarnya, Sukadi alias Edi Lahat (31) saat bermesraan di rumahnya, Jumat (20/3) malam.
Kepada petugas, Winda mengakui menerima uang sebesar Rp 50 ribu dari Edi Lahat. Namun, dia tidak mengetahui dari mana uang itu berasal.
"Tidak tahu pak dari mana, saya cuma diberi saja. Lagi pula tidak mungkin saya tolak atau tanyain duit itu dari mana," ungkap Winda di Mapolsek Ilir Barat I Palembang, Sabtu (21/3).
Sementara tersangka Edi Lahat mengatakan, dia melakukan aksi kejahatan sendirian pada 30 September 2014 silam. Saat itu, dia bermaksud menemui pacarnya tetapi tak punya uang. Setelah sibuk mencari solusi, akhirnya tersangka memutuskan untuk meminjam handphone (HP) milik temannya bernama Hendra.
Tanpa sepengetahuan korban, tersangka menjual HP itu kepada seorang sopir angkot sebesar Rp 150 ribu. Korban pun meminta barang miliknya kembali. Namun, tersangka malah memberikan sejumlah uang kepada korban seraya mengatakan jika HP itu sudah dijualnya. Tersangka juga mengancam korban agar tidak berbuat macam-macam jika tidak ingin dilukai.
"Pura-pura saya pinjam lalu saya jual. Dia (korban) saya kasih uangnya tapi tidak mau. Jadi saya ancam," ungkap tersangka Edi Lahat.
Setelah uang sudah di tangan, tersangka menemui kekasihnya dengan membawa makanan dan memberikan sejumlah uang hasil kejahatannya itu.
"Duitnya buat kami makan-makan berdua. Dia (Winda) juga kebagian duitnya," kata dia.