Cerita haru korban AirAsia ini kini tinggal kenangan
Satu per satu penumpang pesawat itu ditemukan. Kondisi mereka mayoritas sudah membengkak karena terlalu lama di air.
Evakuasi AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Pangkalanbun, Kalimantan Tengah terus dilakukan. Hari ini pencarian sudah memasuki hari ke tujuh.
Satu per satu penumpang pesawat nahas itu ditemukan. Kondisi mereka mayoritas sudah membengkak karena terlalu lama di air.
Meski tak seperti diharapkan, keluarga yang ditinggal coba berbesar hati dengan kejadian ini. Orang yang terkasih pergi tak diduga.
Meski tiada pesan, banyak kesan yang tak akan dilupakan para keluarga. Berikut ini cerita-cerita haru dari korban AirAsia yang menjadi kenangan untuk keluarga.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
Pilot Irianto dan kemampuannya terbangkan pesawat tempur AU
AirAsia bukan perusahaan pertama untuk Pilot Irianto. Jauh dari itu, Irianto sudah dikenal sebagai pilot pesawat tempur yang handal.
Danlanud Adi Sucipto Marsma TNI Yadi Indrayadi, salah seorang junior Irianto mengatakan sewaktu di pendidikan penerbangan, Irianto adalah lulusan terbaik saat itu.
"Saya ingat beliau itu, dia salah satu senior yang dekat dengan junior dan bertanggung jawab mengajari juniornya sampai mahir," katanya.
Saat itu, Irianto adalah salah seorang penerbang F-5 yang handal. Sebagai instruktur dia pun benar-benar memperhatikan junior-juniornya saat latihan. Yadi menuturkan, kenangan yang hingga kini berkesan dengan Irianto yaitu saat dia tengah latihan intercept dengan pesawat F-5 bersama Irianto.
Pramugari Khairunisa dan kata cinta dari udara
Entah pertanda atau bukan. Dalaam penerbangaan QZ8501, Pramugari AirAsia Khairunisa sempat menuliskan pesan cinta pada kekasihnya dan ditempelkan ke jendela pesawat. Surat itu diunggah dan jadi foto terakhir di akun jejaring sosial Instagram milik dia.
Nisa, sapaannyaa, menulis pesan itu di tisu makan untuk kekasihnya Divo. "Aku mencintaimu dari ketinggian 11,5 kilometer," demikian Khairunisa menuliskan.
Jasad Nisa rencana dikebumikan hari ini. Dia teridentifikasi dari nametag yang masih menempel di seragamnya.
Pramugara Oscar dan pesan terakhirr untuk istri
Pramugara Oscar Desano, sempat memposting foto dan ucapan selamat ulang tahun kepada istrinya, Dessy Purbaningrum, Selasa, 16 Desember lalu. Dalam akun Path yang mentautkan ke twitternya @ochanky , Oscar mengucap beberapa doa untuk istrinya.
"Suprise, Selamat Ulang Tahun Yang ke-25 istriku yang cantik . Saya harap Anda akan menjadi ibu yang hebat, contoh yang bagus untuk anak-anak kita. Aku sangat mencintaimu, aku memujamu begitu banyak, kau segalanya bagiku, selalu menjadi istriku, selalu menjadi teman saya, aku mencintaimu sekarang dan kemudian, sampai hanya kematian yang memisahkan kita. Nikmati hari ini," tulis.Oscar.
Dessy jelas sangat berduka atas kejadian ini. Apalagi kini dirinya tengah mengandung enam bulan.
Ibunda Sumamik dan wasiat 'jangan pindahkan Yasin'
Bersama anak, menantu dan cucunya, Sumamik berniat liburan akhir tahun di Singapura. Tapi takdir berkata lain, pesawat yang mereka tumpangi terjatuh ke perairan di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Agung Wahyu, anak Sumamik mengaku tidak memiliki firasat apa-apa sebelum ibunya ikut kakaknya berangkat ke Singapura. Hanya saja, ibunya sempat berpesan saat akan diantar ke rumah Joko Suseno, di Ketintang Baru Selatan V-B, Surabaya.
"Buku bacaan Surat Yasin yang ada di meja depan kamar ibu tidak boleh dipindah pindah," kenang Agung mengenang kalimat terakhir ibunya di rumahnya, Jumat (2/1)
Buku Surat Yasin itupun sampai kini masih dibiarkan karena memang dianggap wasiat. Sumamik sendiri memang setiap hari usai salat Magrib selalu membaca Yasin, selain juga anggota jamaah Yasin keliling secara mingguan.