Cerita Irjen Iriawan bertaruh nyawa saat kawal demo anti-Ahok
Jakarta berulang kali diwarnai unjuk rasa. Umat menamakannya Aksi Bela Islam. Massa memprotes ucapan Gubernur DKI Basuki T Purnama mengutip Surah Al Maidah saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu.
Jakarta berulang kali diwarnai unjuk rasa. Umat menamakannya Aksi Bela Islam. Massa memprotes ucapan Gubernur DKI Basuki T Purnama mengutip Surah Al Maidah saat kunjungan kerja di Kepulauan Seribu.
Demo anti-Ahok dilakukan berjilid-jilid. Di antaranya, ada aksi 411, 212, 313 dan 55. Umat satu suara. Menyebut Ahok telah menistakan agama. Mantan bupati Belitung Timur akhirnya dihukum. Ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Dalam situasi mencekam seperti ini, keamanan ibu kota menjadi tanggung jawab polisi Polda Metro Jaya. TNI pun turun tangan. Bahkan, polisi dari luar Jakarta juga diperbantukan.
Saat itu Irjen Moch Iriawan merupakan pucuk pimpinan di Polda Metro. Sejak pagi hingga malam dia memastikan situasi terkendali. Beberapa kali jebolan Akpol 1984 itu memantau langsung dengan menaiki motor trail. Dia membonceng Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana.
Iriawan mengakui situasi itu cukup menyita waktu dan pikirannya. Iriawan sudah dimutasi menjadi Asisten Operasi Kapolri. Dia menceritakannya pengalamannya saat acara pisah sambut.
"Karena memang selama sepuluh bulan itu tensi tinggi, di atas 140. RPM nya 12 terus, enggak pernah berhenti," kata Iriawan di Gedung Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), Rabu (26/7).
Mantan Kapolda Jawa Barat itu juga teringat dengan ucapan Mayjen Teddy. Situasi masih panas. Sempat terjadi kericuhan. Meski begitu Iwan Bule sapaannya mengaku pasrah jika harus mengalami hal paling buruk.
"Saya bilang, 'abang, kalau seandainya umur kita berakhir di sini, Allah sudah membuatkan takdir, tapi kita punya kebanggaan. Dari pada kita tak berbuat tapi tak copot, lebih baik kita berbuat. Kalau dicopot itu sudah risiko'. Alhamdulillah Allah memberikan berkah kepada kami," ungkapnya.
Usai aksi bela Islam itu, rekannya Kapolri Brunei Darussalam Jenderal Jimmi menghubungi. Bahkan sangat terkejut melihat banyaknya massa.
"Itu besar sekali. Saya bilang, 'itu seluruh penduduk Brunei turun ke jalan'. Dia bilang 'kok bisa?'. Itu karena Allah. Itu pengalaman yang tak terlupakan," ujarnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun memuji kinerja Iriawan selama di Metro. Selain mengamankan ibu kota, salah satu prestasi, yakni mengungkap penyelundupan narkoba jenis sabu satu ton jaringan internasional di kawasan Anyer, Serang, Banten.
"Penangkapan kasus-kasus besar cukup banyak, narkotika ini dalam sejarah pengungkapan narkotika yang terbesar lah di zamannya Pak Iriawan. Saya beri apresiasi yang amat tinggi. Saya anggap sangat sukses," kata Tito.
Tito mengaku membutuhkan Iriawan karena ada pekerjaan lebih besar ketika menjadi Asops. Beberapa tugas untuk Iriawan seperti pagelaran Asian Games, World IMF di Bali, dan juga 171 Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
"Saya memerlukan beliau untuk membantu saya di posisi yang lebih menantang," tandasnya.