Cerita istilah mabuk kepayang, buah kluwek & Kabupaten Kepahiang
Kepahiang membuat masakan berwarna hitam. Kluwek atau kepahiang biasa digunakan untuk membuat rawon, konro dan lainnya.
Sering kali dalam keseharian kita mendengar atau bahkan menggunakan istilah mabuk kepayang. Istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang sedang kasmaran berat. Benarkah demikian dan bagaimana istilah tersebut bisa muncul.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), padanan untuk kata mabuk kepayang adalah mabuk cendawan. Sedangkan kata kepayang sendiri berarti pohon yang bijinya memabukkan (Pangium edule). Lalu apa hubungannya?
Cerita bermula dari sebuah daerah dari Bengkulu. Di Provinsi Bengkulu ada sebuah kabupaten bernama Kepahiang. Kota Kepahiang sejak zaman penjajahan Belanda dikenal sebagai ibu kota dari Kabupaten Rejang Lebong yang pada waktu itu disebut afdeling Rejang Lebong dengan ibu kotanya Kepahiang.
Namun sejak 7 Januari 2004, Kepahiang akhirnya lepas dari Rejang Lebong dan menjadi kabupaten otonom. Kabupaten itu bernama Kepahiang.
Kabupaten ini disebut Kepahiang karena di sini banyak dijumpai pohon kepahiang. Kepahiang ini memiliki buah warna hitam yang terbungkus batok kecil warna abu-abu. Di Jawa orang biasanya menyebut buah ini dengan kluwek, di wilayah Sunda dikenal dengan sebutan picung. Kepahiang, kluwek atau picung lebih dikenal sebagai bumbu masak. Buah ini bisa membuat masakan berwarna hitam. Kluwek atau kepahiang biasa digunakan untuk membuat rawon, konro dan lainnya.
Lalu apa hubungannya dengan mabuk kepayang?
Buah Kepahiang atau kluwek ternyata tidak sembarangan bisa diolah. Bila dimakan mentah-mentah, maka pemakannya dipastikan akan mabuk berat alias teler.
Biji kepahiang ini sangat beracun karena mengandung asam sianida. Bahkan menurut cerita, biji atau buah kepahiang ini biasa digunakan untuk racun anak panah. Dulu orang berburu atau berperang menggunakan racun dari buah ini.
Untuk menghilangkan racunnya, biji kepahiang atau kluwek tersebut harus direndam dan direbus terlebih dahulu. Nah jika ada yang memakan buah ini dan teler maka akan disebut mabuk kepahiang. Mabuk kepahiang ini konon sangat kuat dan sulit disembuhkan.
Namun lama kelamaan orang tidak menyebut mabuk kepahiang, melainkan jadi mabuk kepayang. Hal ini karena mabuk kepayang lebih mudah diucapkan terutama dalam kondisi pelafalan yang cepat. Istilah mabuk-kepahiang pun akhirnya berubah menjadi mabuk kepayang.
Tak hanya berubah secara pelafalan, mabuk kepahiang atau kepayang pun kini sudah bergeser menjadi istilah untuk mabuk asmara. Lalu sudah pernahkah Anda merasakan mabuk kepahiang atau mabuk kepayang?
*Dari berbagai sumber
-
Siapa yang meneliti sejarah Sidoarjo? Mengutip artikel berjudul Di Balik Nama Sidoarjo karya Nur Indah Safira (Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo, 2000), Kabupaten Sidoarjo terkenal dengan sebutan Kota Delta yang merujuk pada sejarah daerah ini yang dulunya dikelilingi lautan.
-
Apa yang menjadi cikal bakal sejarah penerbangan sipil di Indonesia? Pesawat persembahan dari masyarakat Aceh ini menjadi langkah besar industri penerbangan sipil di Indonesia. Saat ini, orang-orang bisa menikmati penggunaan transportasi udara yang jauh lebih nyaman dan aman tentunya. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah awal mula penerbangan sipil di Indonesia. Adanya transportasi udara ini berkat tokoh dan masyarakat terdahulu yang ikut andil dalam menorehkan sejarah penerbangan sipil di Indonesia.
-
Bagaimana KEK Singhasari memanfaatkan sejarah? Keunggulan lain dari KEK Singhasari yakni adanya sektor pariwisata dengan tema heritage and sejarah. Hal ini dilatarbelakangi nilai situs sejarah kerajaan Singhasari.
-
Bagaimana Asisi Suharianto menyajikan kisah-kisah sejarah? Asisi dan sang istri pun mendapatkan pengalaman luar biasa selama keliling dunia. Keduanya bertemu dengan saksi mata maupun para korban perang masa lalu di beberapa negara.
-
Di mana sejarah terasi dapat ditelusuri? Sejarah terasi di kawasan Cirebon dapat ditelusuri hingga masa kekuasaan Pangeran Cakrabuana, yang memainkan peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
-
Apa saja teknologi informasi yang paling berpengaruh pada sejarah Indonesia? Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak. Teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia di era modern. Dengan terus berkembangnya teknologi, berbagai aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, pendidikan, hingga pekerjaan, mengalami transformasi yang signifikan.