Cerita kepala BNPT bertemu eks teroris Umar Patek di Lapas Porong
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius melakukan kunjungan ke Lapas kelas 1, Porong, Sidoarjo untuk menemui mantan bomber, Umar Patek. Langkah ini sebagai upaya mengurai masalah terorisme dari hulu sampai hilir
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius melakukan kunjungan ke Lapas kelas 1, Porong, Sidoarjo untuk menemui mantan bomber, Umar Patek. Langkah ini sebagai upaya mengurai masalah terorisme dari hulu sampai hilir
"Kami dari BNPT mempunyai program untuk mendatangi lapas-lapas, khususnya untuk mendatangi para narapidana kasus terorisme. Kami berharap dengan kedatangan ke lapas-lapas mereka (napiter) bisa berubah selama dalam masa penahanannya," ujar Suhardi dalam keterangannya, Selasa (15/8).
Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan bahwa keinginan untuk berkunjung ke Lapas Porong ini sudah diinginkannya sejak lama. Apalagi beberapa bulan lalu dirinya juga mendengar langsung dari mantan kombatan lainnya, Ali Fauzi jika Umar Patek ingin bertemu dengannya.
Umar merupakan narapidana terorisme kasus Bom Bali I. Dia dikenal sebagai salah satu perakit bom terbaik di dunia. Selain Umar, Suhardi juga bertemu Ismail Yamsehu, Asep Jaya dan Samsudin alias Fathur. Ketiganya tersangkut kasus Ambon.
"Mendengar itu saat peresmian masjid dan pesantren Baitul Muttaqien di Desa Tenggulun, Lamongan, kemarin saya minta kepada Irjen Hamidin (Deputi III BNPT) untuk menemui Umar Patek di Lapas Porong karena saya saat itu masih belum ada waktu. Sekarang saya punya waktu untuk bertemu sama para napi terorisme lainnya yang ada di Porong ini," jelasnya.
Alumni Akpol tahun 1985 ini mengatakan di dalam pertemuan tersebut pihaknya saling berdiskusi mengenai apa yang dirasakan para napiter saat ini dan juga memberikan imbauan-imbauan agar menjadi orang yang berguna.
"Saya ingatkan mereka bahwa kita boleh punya masa lalu, tapi kita juga punya masa depan. Selain itu kita sama-sama belomba-lomba dalam kebaikan, kita melupakan masa lalu jadi mari kita merajut hal-hal yang baik. Imbuan ini bukan kepada mereka saja, tapi juga dengan keluarganya," jelasnya.
Untuk itu mantan Kapolda Jawa Barat ini berharap dengan adanya imbauan semacam ini akan lebih menyadarkan para napiter, apalagi ini menjelang perayaan HUT Kemerdekan RI ke-72 di mana banyak di antara mereka yang sudah sadar atas perbuatan masa lalunya yang salah.
"Kita melihat teman-teman napi sudah banyak kesadaran dan kita perlihatkan ini mudah-mudahan betul dari hati yang ikhlas, jangan cuma semata-mata karena tidak ikhlas atau sementara," tuturnya.
Untuk itu pihaknya akan terus melakukan pendekatan-pendekatan dengan memberikan nasihat-nasihat terhadap para mantan kombatan yang dulunya salah jalan untuk dapat kembali ke masyarakat dengan baik.
"Kita melakukan pendekatan dengan menggunakan hati, bukan hanya kepada yang bersangkutan saja, kepada keluarganya pun sepanjang untuk hal baik akan kita fasilitasi dengan baik," ujarnya.
Terkait permintaan Umar Patek terhadap status kewarganaegaraan istrinya yang belum menjadi WNI, mantan Wakapolda Metro Jaya ini berjanji akan melakukan koordinasikan dengan otoritas pemerintahan berwenang untuk mengurusi masalah tersebut.
"Saya dengar sudah ada usulan dari Lapas kepada Dirjen Pemasyarakatan, tentunya nanti akan kita komunikasikan tingkat atas, bagaimana aturannya sehingga juga ada solusi-solusinya. Karena kita punya aturan SOP dan sebagainya yang akan kita komunikasikan," katanya.
Usai dari Lapas Porong, Suhardi melanjutkan perjalanan menuju Tulungagung untuk menghadiri acara silaturahmi yang diselenggarakan lembaga pembelajaran Alquran, Institute of Qur'an Reading and Application (IQRA), di Hotel Crown, Tulungagung. Acara tersebut dihadiri para elemen masyarakat seperti kiai, ulama, tokoh masyarakat, tokoh agama dan pejabat daerah.
Suhardi mengatakan di zaman global seperti saat ini yang segala macam informasi sangat terbuka lebar membuat penyebaran paham radikal terorime sudah mulai sistemik dan sangat mengkhawatirkan. Doktrin ideologi radikal bisa menyerang siapa saja, tidak peduli itu anak muda atau tua saja, kaum intelektual pun bisa saja terpengaruh paham radikal terorisme.
"Penyebaran paham radikal sekarang ini sudah sangat gawat sekali. Sudah tidak ada sekat. Tidak ada daerah yang steril dari radikalisme, Tulungagung pun tidak (steril). Ingat, doktrin ideologi bisa menyerang siapa saja. Kalau kita tidak gerak cepat untuk mengawasinya tentunya ini akan membahayakan terhadap anak-anak kita nantinya dan tentunya bangsa ini sendiri," jelasnya.
Dalam acara bertema Islam Rahmatan Lil-Alamin, mantan Kabarekrim Polri ini memberikan pencerahan dalam rangka menjaga dan mengamalkan Pancasila, UUD 1945, NKRI, serta amalan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika. Mantan Kadiv Humas Polri ini mengingatkan akan kerentanan generasi muda terhadap pupusnya nilai kebangsaan dan paham radikalisme.
"Kita perlu perkuat lagi resonansi kebangsaan anak muda, ingatkan lagi mereka akan nilai-nilai persatuan kebangsaan kita. Perkembangan teknologi dan globalisasi juga mempengaruhi anak-anak kita. Jadi mari kita lebih peka dan jaga generasi muda dari pengaruh negatif yang dapat meluruhkan kebangsaan dan radikalisme," tandasnya.
Dalam kunjungannya tersebut Suhardi didampingi Deputi I BNPT bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir, Deputi III BNPT bidang Kerjasama Internasional Irjen Pol Hamidin dan Direktur Deradikalisasi Irfan Idris.
Baca juga:
Densus 88 kembali tangkap 5 terduga teroris di Bandung
5 Terduga teroris di Bandung belajar langsung dari Bahrun Naim
Lima terduga teroris di Bandung sasar Istana Negara
5 Terduga teroris Bandung yang dibekuk mentor Agus pelaku bom panci
VCD sampai sim card disita dari rumah terduga teroris Karanganyar
-
Siapa yang mengatakan bahwa BNPT berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045? Atas pencapaian BNPT itu, pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menyebut BNPT berperan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
-
Kapan UTBK dilakukan? Setiap pelajar yang yang mendaftar jalur SNBT harus mengikuti UTBK untuk menentukan lolos atau tidak di PTN pilihannya.
-
Siapa yang memimpin sidang BPUPKI? BPUPKI terdiri awalnya dari 70 anggota, di mana 8 di antaranya adalah orang Jepang.
-
Kenapa Kapolri dan Panglima TNI meninjau SUGBK? “Kami ingin memastikan serangkaian kesiapan pengamanan khususnya terkait dengan kegiatan puncak yang dilaksanakan besok sore ini betul-betul bisa terselenggara dengan baik,” tutur Sigit.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang dipelajari oleh para kader PPP di bimtek ini? Kader PPP banyak sekali mendapat ilmu, tentang pencerahan dalam menghadapi Pemilu agar bisa diselesaikan dengan baik. Lalu, kader juga mendapat tausiyah kebenaran dari yang mulia (Ketua MK), yaitu ditekankan bahwa keadilan harus berangkat dari hati dan kejujuran,” tutur Muhamad Mardiono, di lokasi, Senin, 7 Agustus 2023.