Cerita Mbah Tono, Pemulung Asal Ponorogo Naik Haji
Mbah Tono sudah 26 tahun menabung untuk berangkat haji
Cerita Mbah Tono, Pemulung Asal Ponorogo Naik Haji
Keinginan yang kuat, ditambah dengan kerja keras adalah rumus Mbah Tono, sapaan akrab dari pemilik nama lengkap Supartono ini untuk bisa naik haji.
- Menabung Belasan Tahun, Begini Kisah Haru Tukang Pijat Tunanetra Asal Bali Berangkat Haji
- Kisah Supartono, Pemulung dan Tukang Becak Asal Ponorogo yang Berangkat Haji Tahun Ini
- Cerita Manda Jadi Jemaah Haji Termuda di Lumajang, Gantikan Sang Ayah yang Telah Meninggal
- 4 Cerita Rakyat Pendek dan Terkenal di Indonesia, Ada Danau Toba hingga Malin Kundang
Pria berumur 61 tahun itu mengaku berusaha 26 tahun menabung dari penghasilannya kerja memulung sampah.
Mbah Tono, warga Kelurahan Tonatan, Kota Ponorogo, Kabupaten Ponorogo adalah seorang pemulung yang dengan tekad dan kegigihannya, berhasil mengumpulkan uang untuk membiayai perjalanan sucinya ini.
Selain pemulung, mbah Tono juga bekerja sebagai tukang becak dan pekerja serabutan.
"Saya tahun 1983 mulai narik becak dan mulung, terus diberi pekerjaan seseorang sebagai tukang sapu. Terkadang ya disuruh orang-orang memperbaiki atap (genting) ataupun memotong kayu. Semua pekerjaan serabutan yang saya bisa, saya lakoni (jalani) asalkan halal" ujarnya.
Mbah Tono menceritakan awal mula ia memiliki tekad kuat untuk menunaikan rukun Islam ke lima ini. Pada tahun 1998 dia mengaku pernah bermimpi digandeng seseorang untuk keliling Kabah.
Dari mimpi ini, timbul keinginan yang kuat untuk pergi ke Baitullah. Dia pun berdoa pada saat itu, agar diberikan jalan untuk bisa berhaji.
"Saat saya terbangun, saya berdoa dengan penuh kesungguhan hati dan memohon kepada Allah SWT agar diberi kemampuan untuk berhaji ke tanah suci," ujar Mbah Tono.
Tidak hanya sampai di situ, Mbah Tono juga mulai mewujudkan impiannya itu dengan menabung sedikit demi sedikit. Meski demikian, ia mengaku tak pernah lelah untuk menyisihkan sebagian pendapatannya itu.
"Kadang Rp3 ribu per hari. Kadang Rp5 ribu. Paling banyak pernah menabung Rp15 ribu," jelasnya.
Meskipun penghasilannya tidak seberapa, Mbah Tono tidak pernah patah semangat. Dia yakin bahwa dengan ketekunan dan doa, Allah SWT akan membuka jalan baginya untuk mewujudkan impiannya.
Dan benar saja, setelah bertahun-tahun menabung, Mbah Tono akhirnya mampu mendaftar haji.
Mbah Tono bercerita dari tahun ke tahun perjuangannya untuk mengumpulkan uang membuahkan hasil hingga dapat berangkat ke tanah suci.
Mbah Tono yakin karena tekad kuatnya untuk berhaji ke Baitullah, Allah SWT membukakan pintu rezeki dari arah mana saja.
Suatu ketika Mbah Tono membantu orang menjualkan tanah hingga akhirnya mendapatkan komisi Rp7 juta.
Bermodal uang tersebut ditambah uang tabungannya sendiri, Mbah Tono memberanikan diri mendaftar haji pada tahun 2011.
Usai mendaftar haji, rezeki Mbah Tono semakin lancar. Mbah Tono sering mendapatkan bantuan dari warga. Dia akhirnya beternak kambing dan sapi untuk menambah pemasukannya.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh berkah bagi Mbah Tono. Ia tergabung dalam Kloter 19 Embarkasi Surabaya.
Perasaan haru dan bahagia menyelimuti Mbah Tono saat ia bersiap untuk memulai perjalanannya ke Baitullah.
Kisah Mbah Tono adalah bukti nyata bahwa dengan tekad dan kerja keras, mimpi apapun dapat diraih.
Semangatnya yang pantang menyerah dan keikhlasannya dalam mengumpulkan uang dari hasil memulung menjadi inspirasi bagi banyak orang.