Cerita pasang surut bisnis sewa tikar di Pantai Ancol
Pada musim liburan, jasa sewa tikar bisa meraup Rp 500 ribu sehari.
Panas terik matahari sudah menyengat di kepala. Para pengunjung Pantai Ancol memilih bermain air dan sebagian bermalas-malasan di atas tikar. Di musim liburan hari raya atau sekolah, para penyewa tikar di kawasan pantai meraup untung.
Salah satu penyewa tikar, Boy (32) selalu menunggu momen liburan di Pantai Ancol. Penghasilan bisa berkali lipat jika musim liburan telah tiba. "Lumayan masih siang begini sudah pegang Rp 500 ribu. Kalau hari biasa mah, kurang," ujarnya kepada merdeka.com di lokasi, Ancol, Jakarta Utara, Selasa (28/7).
Pria anak satu itu menjelaskan, setiap bulannya para penyewa harus menyetor kepada atasan atau bosnya masing masing. "Kita setor juga Rp 30-70 (ribu), sisanya buat bayar modal tikar," kata pria asli Jakarta.
Untuk sekali sewa, para pengunjung dikenakan biaya Rp 20 ribu dengan waktu tak terbatas. Ukuran tikarnya selebar empat meter.
Bagi pengunjung seperti Desi (30) penyewaan tikar bisa sangat bermanfaat. Dirinya enggak perlu membawa tikar dari rumahnya. "Males repot, sudah bawa makanan, bawa anak, tiker sewa di sini saja," ujarnya di tempat yang sama.
Liburan hari raya juga menguntungkan bagi bisnis penyewaan tikar di Pantai Ancol. Semakin siang, pengunjung pantai makin membludak. Begitu juga dengan penyewaan tikar semakin meningkat bak air pasang di laut.