Cerita pengemis musiman di Istiqlal dijuluki 'siluman'
"Mereka seperti siluman, siang-siang tidak ada, tiba-tiba muncul puluhan orang di sore hari."
Bulan Ramadan menjadi berkah sendiri bagi para pengemis musiman. Jumlah jemaah di setiap waktu salat bertambah, kemungkinan mendapat uang pun semakin besar.
Di Masjid Istiqlal Jakarta misalnya, puluhan anak kecil yang dikoordinir orangtuanya berkeliaran di pintu masuk masjid. Berkedok jualan plastik sebagai wadah alas kaki bagi jemaah, mereka lebih sering meminta belas kasihan dengan meminta-minta kepada para jemaah.
Oleh petugas keamanan masjid, mereka dijuluki 'siluman'. "Mereka seperti siluman, siang-siang tidak ada, tiba-tiba muncul puluhan orang di sore hari. Sebagian besar anak-anak dan ibu-ibu," kata Suyono, salah satu petugas keamanan yang sudah bertugas selama 20 tahun di Masjid Istiqlal ketika berbincang dengan merdeka.com, Rabu (17/7).
Suyono menambahkan, jumlah pengemis dadakan tahun ini di kawasan Masjid Istiqlal agak berkurang dibanding Ramadan tahun lalu. "Sekarang cuma dua puluhan. Lebih banyak tahun kemarin," ujarnya.
Meski begitu, dia menduga, mungkin karena masih awal Ramadan, jumlah pengemis musiman tidak terlalu banyak. Biasanya menjelang akhir puasa jumlahnya bertambah.
Pihak keamanan Istiqlal, lanjut Suyono, sebenarnya sudah melarang para pengemis itu beroperasi di kawasan Istiqlal. Namun, mereka sulit ditertibkan dan kucing-kucingan dengan petugas. Akhirnya petugas menyerah, tapi melarang pengemis berada di dalam area masjid. Pantauan merdeka.com, kecuali anak-anak, pengemis dewasa berkumpul di sekitar pintu masuk Masjid Istiqlal yang berseberangan dengan Gereja Katedral.
Para pengemis itu biasanya beroperasi setelah waktu zuhur dan bertambah banyak menjelang ashar dan waktu berbuka puasa. Tak jarang, mereka pun ikut menikmati buka bersama yang disediakan pengurus masjid. Mereka pulang setelah waktu tarawih, tak jarang ada juga yang menginap di Masjid Istiqlal.