Cerita Pilu Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Ciater, Meninggal Jelang Ulang Tahun ke-18
Diana tidak menyangka kecelakaan di Ciater itu merenggut nyawa putranya.
Diana, orang tua salah satu korban bernama Mahesya mengatakan dirinya memiliki firasat tidak enak saat rombongan berangkat naik bus.
- Cerita Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana di Subang: Korban Sempat Kirim Voice Note Minta Tolong
- Deretan Fakta Kecelakaan Maut Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Ciater Subang, 11 Orang Meninggal Dunia
- Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
- Bus SMK Lingga Kencana yang Kecelakaan di Ciater Bawa 61 Penumpang
Cerita Pilu Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana di Ciater, Meninggal Jelang Ulang Tahun ke-18
Duka mendalam dialami keluarga korban kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Keluarga tidak menyangka kecelakaan di Ciater itu merenggut belasan nyawa siswa dan guru SMK Lingga Kencana Depok.
Diana, orang tua salah satu korban bernama Mahesya mengatakan dirinya memiliki firasat tidak enak saat rombongan berangkat naik bus.
Karena ban bus sempat terselip di pertigaan Parung Bingung.
“Kalau dari rumah nggak ada (firasa). Cuma pas berangkat aja itu waktu ban bus nyangkut,” katanya, Minggu (12/5).
Dirinya menyesali kenapa pihak sekolah tetap memaksa jalan dengan kondisi bus yang tidak baik.
“Kenapa tetap dipaksakan. Saya ngenesnya di situ, kenapa dipaksakan,” ujarnya.
Mahesya adalah anak pertama dari empat bersaudara. Menurut Diana, Mahesya sangat sayang pada ketiga adiknya. Bahkan Mahesya sudah berencana membelikan adik kembarnya oleh-oleh baju. Sebagai orang tua, Diana pun mengupayakan untuk memberikan uang bekal pada anaknya.
“Dia mau beliin oleh-oleh baju untuk adik kembarnya,” ungkapnya.
Mahesya dikenal sebagai anak yang baik. Dia memiliki hobi main bola dan selalu ikut kegiatan pertandingan. Usai lulus, almarhum berniat untuk kerja dan kuliah untuk membantu perekonomian keluarga.
“Dia pengen banget jadi pemain bola. Dia bilang habis lulus mau kerja sambil kuliah. Dia bilang mau bantu orang tua, mau bahagiain ibunya,”
kenangnya.
merdeka.com
Mahesya meninggal tujuh hari menjelang hari kelahirannya. Tahun ini dia genap berusia 18 tahun. Pada tanggal 19 Mei nanti dia berencana untuk makan-makan saat ulang tahun.
“Tanggal 19 nanti dia mau ulang tahun. Saya bilang mau makan-makan di mana. Mungkin ini sudah takdirnya,” ujarnya sambil menahan tangis.
Diana mengenang anak pertamanya itu sebagai anak penurut. Almarhum tidak pernah menuntut macam-macam pada orang tuanya.
“Nggak neko-neko anaknya, nurut,” pungkasnya. Nur fauziah
Sebanyak 11 orang tewas akibat kecelakaan bus yang menabrak kendaraan hingga terguling ini. Sembilan di antaranya diduga adalah pelajar SMK, satu orang guru, dan satu lagi pengendara motor.
"11 meninggal dunia," ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast.