Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
Dari 11 korban meninggal dunia, 10 di antaranya adalah siswa dan guru SMK Lingga Kencana, Depok
Kecelakaan maut yang terjadi di Ciater, Jawa Barat menelan 11 korban.
Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
Dari 11 korban meninggal dunia, 10 di antaranya adalah siswa dan guru SMK Lingga Kencana, Depok. Rombongan berangkat pada Jumat (10/5) menggunakan tiga bus.
Naas, satu bus mengalami kecelakaan selepas dari Tangkuban Perahu. Bus yang mengalami kecelakaan adalah rombongan di bus 1. Diperkirakan ada 100 orang terdiri dari murid dan guru yang ikut dalam rombongan.
Tri, penjaga sekolah lolos dalam kecelakaan maut karena dirinya batal ikut rombongan. Mulanya, nama Tri terdaftar dalam manifes rombongan. Namun saat keberangkatan dia mengurungkan niatnya karena masih harus jaga di sekolah.
“Di sini selain SMK, juga ada Mts (SMP) dan M.I (Madrasah Ibtidaiyah), yang masuk hari Jumat M.I, dia juga datang buat ambil seragam,” katanya, Minggu (12/5).
Dia mengaku bersyukur tidak jadi ikut dalam rombongan perjalanan siswa kelas XII yang menggelar perpisahan di Bandung, Jawa Barat. Sejumlah guru banyak yang bertanya mengapa dia tidak jadi ikut rombongan.
“Pada nanya guru-guru, kenapa enggak ikut, padahal saya sudah bawa baju-baju, kalau saya ikut, saya duduk sebelahan sama Pak Yogi (guru yang diinformasikan menjadi korban meninggal dunia), di belakang sopir,” ujarnya.
Dia pun sangat kaget mendengar informasi kecelakaan tersebut semalam. Puluhan wali murid langsung datang ke sekolah sejak semalam untuk menanyakan kabar.
“Dapat kabar dari berita. Jadi dari sana jam 2, mau otw (berangkat) jam 5 (sore), nanti jam 10-an (malam) sampe di YKS, saya pulang dulu,” ujarnya.
Dia pun langsung menuju sekolah semalam. Ketika tiba di sekoah, wali murid sudah banyak berdatangan. Dia pun langsung ditanya oleh wali murid namun dia belum tahu detil kejadian kecelakaan tersebut.
“Saya bilang enggak tahu, nanti dulu saya cek, pas lihat HP saya, bener ada banyak panggilan-panggilan, ternyata ada musibah, saya belum tahu nama-namanya, saya belum berani ngomong banyak, takut salah saya juga,” ungkapnya.
Tiga bus itu ditumpangi lebih dari 100 orang. Terdiri dari 99 siswa kelas XII dan 15 orang guru.
“Kelas XII semua, itu 99 kalau full ikut semua, itu acara wisuda, karena kan acara pelepasan kelas XII, jadi acara di hotel semalaman, kemudian dia (rombongan) ke Tangkuban Perahu, tidak kembali lagi ke hotel, langsung otw pulang,” pungkasnya.