Cerita Warga Garut saat Banjir Bandang Menerjang
Kaget dan panik, itulah yang dirasakan Siti Maryam (28) warga Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat saat banjir bandang menerjang perkampungannya pada Sabtu (27/11) sore.
Kaget dan panik, itulah yang dirasakan Siti Maryam (28) warga Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat saat banjir bandang menerjang perkampungannya pada Sabtu (27/11) sore.
Dia tidak pernah menyangka, sungai Citameng yang berada beberapa meter dari rumahnya akan tiba-meluap dan airnya masuk kedalam rumah sambil membawa sejumlah material dengan arus yang deras.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Di mana banjir di Bandung terjadi pada Kamis (11/1) lalu? Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu. Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang terkena dampak banjir bandang? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
Maryam bercerita bahwa saat itu, sekitar pukul 12.00 WIB air sungai Citameng mulai naik seperti biasanya saat musim hujan. Karena biasa dengan kondisi tersebut, ia pun memilih untuk bertahan di dalam rumah bersama anak dan juga orang tuanya.
Sekitar pukul 14.00 WIB, ia mulai merasakan kekagetan dan kepanikan karena air sungai yang dianggapnya sebagai ‘caah’ mulai masuk ke dalam rumah. “Semakin sini, air semakin tinggi. Di luar rumah warga yang lain teriak-teriak agar mengungsi ke tempat yang lebih tinggi,” kata Maryam saat ditemui sedang beres-beres di rumahnya, Minggu (28/11).
Mendengar teriakan tersebut, Maryam saat itu tidak banyak berpikir. Ia langsung membawa anaknya dan mengajak orang tuanya meninggalkan rumah mencari posisi yang lebih tinggi yang jaraknya puluhan meter dari kampungnya.
“Saya tidak berpikir untuk menyelamatkan barang. Apalagi saat itu suami saya sedang tidak ada di rumah karena sedang bekerja. Jadi saya tidak membawa apa-apa. Saya mikirnya menyelamatkan diri, anak dan orang tua,” ungkapnya.
saat rumahnya ditinggalkan, Maryam menyebut bahwa sejumlah barang elektronik, pakaian, hingga kendaraan bermotor ia tinggalkan di dalam rumah. Akibatnya, seluruh barang yang ia tinggalkan pun terendam air luapan sungai Citameng.
Rumah milik Maryam menjadi salah satu diantara banyak rumah di kampungnya yang terendam air luapan sungai Citameng. Ketinggian air mencapai 1,5 meter. Bukti tinggi luapan air pun masih nampak jelas terlihat di bagian dinding rumah milik Maryam.
“Walau seluruh barang-barang yang di rumah terendam air, saya masih bersyukur karena saya, anak saya, dan orang tua saya selamat. Yang paling penting itu kan. Kalau soal barang, semoga ada rezekinya saja dari Allah,” ucapnya.
Pertama Kali Terjadi
Menurut Maryam, banjir bandang yang menerjang kampungnya baru pertama kali terjadi. Jangankan banjir bandang, banjir luapan sungai Citameng akibat hujan deras pun selama ia ingat, tidak pernah sekalipun terjadi.
“Memang baru kali ini banjir seperti ini. Sebelumnyamah paling ya ‘caah’ biasa saja, tidak pernah air dari sungai Citameng masuk kedalam rumah. Jadinya pasti saya kaget dan panik, karena sebelumnya memang belum pernah,” ucapnya.
Di sekitar rumah Maryam, sejumlah material tanah, kayu, dan lainnya nampak menumpuk. Petugas dari TNI-Polri, relawan, dan warga pun tampak gotong royong melakukan pembersihan.
Di luar kegiatan pembersihan, salah seorang warga yang bernama Alfan M Abduh nampak sedang berkeliling bersama seorang rekannya. Tidak lama setelahnya, nampak sejumlah anak usia sekolah yang mendekatinya lalu menyalaminya.
Alfan rupanya saat itu sedang mencari rumah-rumah siswanya yang terdampak banjir bandang. “Dari tadi saya keliling-keliling dari rumah siswa untuk mengecek kondisi siswa saya. Beberapa memang ada yang rumahnya terdampak parah ada juga yang engga. Tapi Alhamdulillah semua siswa saya baik-baik saja,” katanya.
Menurut Alfan, sejumlah siswanya memang ada yang mengaku syok dengan kejadian banjir bandang yang terjadi. Ia pun kemudian sengaja datang ke rumah-rumah siswa untuk mengecek kondisi siswa sambil menghiburnya.
(mdk/rnd)