Cerita Unik di Balik Cakwe Khas Bandung, Dikenal Sebagai “Kue Hantu”
Kisahnya bermula dari berabad-abad silam, ketika cakwe pertama diciptakan sebagai sebuah kudapan.
Kisahnya bermula dari berabad-abad silam, ketika cakwe pertama diciptakan sebagai sebuah kudapan.
Cerita Unik di Balik Cakwe Khas Bandung, Dikenal Sebagai “Kue Hantu”
Cakwe menjadi camilan gurih yang banyak digemari. Rasanya gurih dan nikmat saat disantap saat hangat membuat siapapun tak ingin melewatkannya.
Di Bandung, Jawa Barat, cakwe amat mudah dijumpai, mulai dari sekitaran pasar tradisional, depan mini market, sampai area kantin sekolah.
-
Kenapa cakwe disebut 'hantu yang digoreng'? Mengutip laman Liputan 6, kata cakwe berasal dari dialek Hokkian 'cahkwe' yang berarti hantu yang digoreng.
-
Apa bahan utama dalam resep cakwe? Cakwe sendiri adalah makanan asal Tionghoa yang dalam dialek Hokkian artinya 'hantu yang digoreng'.
-
Kapan cakwe sudah dikenal di Tiongkok? Cakwe dikenal sejak Dinasti Song yaitu sekitar tahun 960 hingga 1279.
-
Apa itu Kue Basung? Makanan ringan yang satu ini terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan.
-
Cakwe ayam udang terbuat dari apa? Campuran bahan ayam dan udang pada adonan cakwe membuat cita rasa yang semakin gurih.
-
Apa itu kue ka? Kue ka juga jadi cukup langka, karena biasanya tersaji saat pesta hajat nelayan seperti saat menyambut kepulangan mereka dari melaut. Kue ini jadi warisan kebudayaan khas masyarakat pesisir Jakarta yang perlu dilestarikan.
Namun tahukah bahwa di balik cita rasa cakwe yang lezat terdapat kisah unik terkait penyebutannya. Bagi sebagian kalangan, cakwe dikenal sebagai “kue hantu” yang digoreng.
Kisahnya bermula dari berabad-abad silam, ketika cakwe pertama diciptakan sebagai sebuah kudapan. Berikut selengkapnya.
Cakwe Kue Khas Tiongkok
Mengutip Instagram Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, kuliner ini sebenarnya bukan asli dari Bandung.
Makanan ini dulunya dibawa oleh masyarakat Tiongkok yang merantau ke Indonesia.
Dahulu, masyarakat peranakan mengenalkan kudapan ini sebagai sajian rumahan warisan nenek moyang mereka.
Lambat laun, cakwe berakulturasi dengan lidah masyarakat Indonesia.
Berawal dari Legenda Jenderal Asal Tiongkok
Sebenarnya, penyebutan kue hantu hanya dikenal di kalangan masyarakat Tionghoa saja. Ini berangkat dari penamaannya yakni Cakwe atau “Hantu yang Digoreng” dalam bahasa Hokkian.
Asal usul penamaan hantu kemudian dikaitkan terhadap dua sebab. Pertama dari bentuknya yang menyerupai hantu, yakni berbentuk sedikit lebar dan memanjang berwarna kecokelatan.
Sejarah lainnya menyebut, istilah hantu berasal dari penciptaan awal di negeri Tiongkok pada abad ke-12 silam.
Ketika itu, ada sepasang suami istri yang menjual makanan kecil dan menamai dagangannya sebagai “Hantu yang Digoreng” setelah seorang jenderal dihukum mati karena fitnah.
Sang Jenderal yang Gagah Berani
Mengutip Liputan6, jenderal yang difitnah ini bernama Yue Fie. Ia merupakan pemimpin utama dari Kerajaan Song yang tengah berkuasa sekitar tahun 960—1279.
Sosok ini dikenal akan keberaniannya, terutama setelah menekan suku Jurchen dari Dinasti Jin di Tiongkok Utara.
Atas dasar perintah dari kaisar utama Song, Raja Tang Gaozong, Yue Fie lantas mengadakan kampanye perang.
Ini sebagai upaya untuk mengembalikan daerah-daerah yang direbut oleh Dinasti Jin. Setelah itu, perang pun dapat dilakukan dan daerah miliki Song berhasil direbut kembali.
Sayangnya, hal ini tidak disukai oleh Perdana Menteri Qin Hui karena kampanye dan peperangan hanya menghabiskan anggaran negara.
Setelah membuat tuduhan palsu, Yue Fie pun dihukum mati oleh Raja Tang Gaozong di tahun 1163.
Asal Usul Dikenal sebagai Hantu Goreng
Setelah meninggal, Jenderal Yue Fie banyak mendapat simpati dari masyarakat bahkan mendapat tangisan sedih.
Dari sana, masyarakat kemudian mengekspresikan kesedihan itu dengan membuat kudapan.
Kala itu, kudapan yang dibuat berbentuk memanjang dan disimbolkan saling memunggungi. Penjual kemudian berteriak-teriak untuk mencari pembeli dengan menyebut kata “Hantu Hui Goreng” yang mengarah kepada perdana menteri Qin Hui.
Lama kelamaan makanan ini mulai dikenal karena namanya yang mewakili kemarahan rakyat karena fitnah yang dituduhkan Perdana Menteri Qin Hui. Namun nama tersebut berubah secara bertahap menjadi “You Tiao” yang merupakan nama umum dari cakwe.
Aneka Variasi Cakwe
Di Tiongkok, cakwe biasanya disajikan dengan tiga cara. Pertama dimakan langsung setelah diangkat, lalu dicelupkan ke bubur nasi panas dan dicelupkan ke susu sapi dan kedelai dengan rasa manis.
Sementara untuk di Indonesia, cakwe disukai sebagai kudapan untuk sarapan. Orang-orang Bandung biasanya menyantap cakwe dengan cara dicelupkan saus cabai ataupun sambal kacang yang manis pedas gurih.
Untuk satu porsinya, cakwe dibanderol mulai dari Rp10 ribu sampai Rp20 ribu tergantung ukuran dan rasa. Cakwe juga disandikan dengan odading atau bolang balik yang merupakan roti goreng.