Covid-19 Disebut Bisa Menular via Udara, IDI Minta Perhatikan Tata Kelola Ruang
Bila aliran udara memadai, maka Covid-19 tidak bisa menetap dalam ruangan cukup lama.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi mengatakan perkantoran, pondok pesantren hingga pusat perbelanjaan harus memperhatikan manajemen tata kelola ruang. Ini disampaikannya menyusul pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization(WHO) bahwa ada kemungkinan risiko penularan Covid-19 melalui udara atau airborne.
"Ini perlu menjadi perhatian, perkantoran dan lainnya dengan ruangan tertutup tadi benar-benar diterapkan manajemen tata kelola ruang," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Senin (13/7).
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam manajemen tata kelola ruang adalah ventilasi. Dengan adanya ventilasi, proses penggantian udara di dalam ruangan bisa terjadi. Bila aliran udara memadai, maka Covid-19 tidak bisa menetap dalam ruangan cukup lama.
"Sehingga tidak terjadi akumulasi virus karena virus itu bukan sekali kena langsung terkena kita. Dia ada loadingnya, kalau virus itu semakin banyak ke kita maka walaupun kita sehat, tubuh bagus, tapi terpapar terus virusnya, kita juga kemudian jadi sakit," jelas Adib.
Di samping manajemen tata kelola ruang, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan. Seperti menggunakan masker, menjaga jarak aman satu atau dua meter dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir minimal 20 detik.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Percepatan Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan ketika berada di ruangan tertutup, seperti kantor. Dalam ruangan tertutup, micro droplet atau droplet paling kecil bisa bertahan cukup lama.
"Untuk kita yang bekerja pada ruang yang tetap, di ruang kerja di kantor, pastikan bahwa sirkulasi udara, ventilasi ruang kerja kita, setiap hari terganti udaranya," ujarnya.
Yurianto menyarankan untuk sebisa mungkin ruang kerja mendapatkan udara segar dari luar. Demikian juga dengan kendaraan seperti mobil.
"Sempatkan setiap hari di pagi hari untuk membuka semua jendela mobil dan beri kesempatan udara dalam ruangan tergantikan dengan udara baru yang berada dari luar. Setelah itu baru kita tutup," ujarnya.
Baca juga:
Sempat ke Jakarta Pakai Lion Air, Warga Rokan Hulu Sembuh dari Covid-19
Kasus Covid-19 Naik, Jokowi Minta Perbatasan dan Transportasi Diawasi Lagi
Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Solo Larang Sekolah & Hajatan di Rumah
Jokowi Minta Provinsi Ini Jadi Prioritas Penanganan Covid-19
Kasus Covid-19 Masih Tinggi, IDI Minta Pemerintah Evaluasi New Normal
Sumbang APD ke IDI, Ibas Ibaratkan Perang Tanpa Senjata Lawan Covid-19