Cuaca hambat pencarian udara helikopter hilang di Samosir
Kabut di sekitar Danau Toba sangat pekat dan menyulitkan tim pencari udara.
Pencarian helikopter Eurocopter tipe EC 130 dengan registrasi PK BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta, yang hilang kontak dalam penerbangan dari Samosir menuju Kualanamu, melibatkan regu pencarian darat, air, dan udara. Namun, pencarian dari langit terhambat lantaran jarak pandang terbatas.
"Jadi tadi hingga pukul 8.00 WIB, jangkauan visibility (jarak pandang) memang sangat terbatas, karena cuaca dan kabut di daerah Danau Toba. Pada pagi hari sangat terbatas," kata GM PT Angkasa Pura II Cabang Kualanamu, Jaya Tahoma Sirait, Senin (12/10).
Menurut Jaya, pagi hari ini, jarak pandang di sekitar Danau Toba hanya sekitar 200 meter. Kondisi ini tidak memungkinkan buat melakukan pencarian dari udara.
Jaya menyatakan, mereka terus berkoordinasi dengan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, serta Airnav Indonesia terkait kondisi ini. Jika memungkinkan, tim pencarian dari udara bisa diterbangkan.
Sementara itu, Kepala Kantor SAR Medan, Rochmali memaparkan, dua helikopter siap diterjunkan melakukan pencarian dari udara. Satu helikopter milik TNI AD dan satu lagi dari pihak PT Penerbangan Alam Semesta.
"Namun pihak Angkasa Pura menyatakan cuaca belum mendukung," ujar Rochmali.
Helikopter EC 130 PK BKA milik PT Penerbangan Angkasa Semesta, hilnag kontak sejak kemarin, Minggu (11/10). Mestinya helikopter mengangkut tiga orang itu mendarat di Bandara Kualanamu pukul 11.30 WIB. Namun hingga sore tak kunjung tiba. Helikopter diketahui diawaki oleh Kapten Teguh Mulyatno, dan teknisi Hary Purwantono itu mengangkut penumpang Sugianto (47), Nurhayanto (46), dan Fransiskus (22). Mereka hanya membawa jatah bahan bakar buat mengudara selama 2,5 jam.