Cuma makan umpan udang, Muthar ditemukan usai hilang 3 hari di laut
"Awalnya perahu saya terseret arus. Saya tidak tahu arah mau kemana, pokoknya saya terus saja sampai solar habis," kata Muthar.
Muthar (35) warga Desa Alas Malang, Kecamatan Brakas, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, dinyatakan hilang saat melaut di perairan Sumeneb. Dua hari pencarian, akhirnya keluarga ikhlas dan menganggap Muthar sudah tewas dihantam gelombang. Hari ketiga, keluarga pun menggelar tahlilan untuk mendoakan bapak satu anak tersebut.
Ternyata hari keempat, salah satu keluarga korban, Rasyid mengaku mendengar kabar ada nelayan asal Madura diselamatkan kapal perintis berlambung KM Maumere di laut Bali Utara dan dibawa ke Bali. Dia pun langsung mencari tahu nama nelayan tersebut.
"Saat dapat informasi saya pastikan dulu bahwa itu kakak saya Muthar. Ternyata benar dan saya susul ke Seni (Bali). Padahal semalam keluarga sudah pasrah dan menggelar 3 hari tahlilan di kampung," ujar Rasyid di Bali, Selasa (7/2).
Muthar yang terlihat lemah itu sekarang berada di Pelabuhan Barang Celukan Bawang, Buleleng, Bali. Dia mengaku cuma makan rumput laut untuk bertahan hidup di tengah lautan.
"Awalnya perahu saya terseret arus. Saya tidak tahu arah mau kemana, pokoknya saya terus saja sampai solar habis. Di laut hanya makan rumput laut dan umpan udang mentah," kata Muthar.
Komandan Pos Angkatan Laut (Dan Pos AL) Pelabuhan Celukan Bawang Lettu Agus Toha membenarkan Muthar diselamatkan Kapal Perintis KM Maumere. Menurut Agus, KM Maumere dengan Capten Kapal Sugiono menemukan Muthar terkatung-katung ditengah laut di atas perahunya, semalam.
"KM Maumere merupakan kapal perintis melayani rute Sapeken, Bima Celukan Bawang hingga Surabaya dan merupakan bagian program Tol Laut pemerintah. Saat melintas di laut utara Bali, temukan perahu Muthar," jelas Agus.
Agus mengatakan Muthar tiba di Pelabuhan Celukan Bawang sekitar pukul 24.10 WITA. "Begitu tiba langsung ditangani Tim Medis Pelabuhan Celukan Bawang. Jika dinyatakan kondisinya membaik, langsung bersama keluarganya kembali ke daerah asalnya di Sumeneb," jelasnya.