Curhatan PSK di Solo: Kalau bisa kami ini dibina, jangan digebuki
Puluhan PSK hari ini mengikuti pengajian. Mereka mengaku haus akan siraman rohani.
Puluhan pekerja seks komersial (PSK) yang biasa mangkal di sekitar kantor sebuah stasiun radio di Solo, hari ini, Sabtu (7/3) mengikuti siraman rohani di salah satu hotel setempat. Selama kurang lebih 1 jam, mereka dengan seksama mengikuti materi ceramah agama Islam dari pengurus organisasi Aisyiyah Jawa Tengah, Ustazah Kasiyati.
Jika biasanya mereka berpakaian seronok dan kadang sedikit terbuka, pada siang tadi mereka terlihat lebih rapi. Selain celana panjang atau rok panjang dan baju lengan panjang, mereka juga mengenakan kerudung. Meski tak biasa, namun mereka tak tampak canggung.
"Hari ini hari pertama kita berikan mereka siraman rohani. Awalnya rencana kami tiap bulan, tapi mereka minta tiap 2 minggu untuk pengajian," ujar Kasiyati, saat ditemui merdeka.com di Hotel Karya Jasa, Kestalan Solo, Sabtu (7/3).
Menurut Kasiyati yang juga Ketua LBH Aisyiyah Jawa Tengah itu, pihaknya memang dimintai tolong Majelis Taklim Attaubah untuk memberikan pembinaan kepada para PSK.
"Mereka itu tadi banyak yang curhat ke saya. Sebenarnya banyak persoalan yang mesti diurai. Mereka itu juga korban, mau cari pekerjaan yang baik, tapi tidak punya akses ke sana. Kebanyakan mereka terjun di dunia prostitusi juga bukan pilihan, banyak yang karena terpaksa, dengan berbagai alasan. Ada yang karena korban trafficking, ekonomi dan lain-lain. Itu yang harus kita pahami," ujar Kasiyati.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk mengentaskan PSK keluar dari lingkaran pekerjaan yang selama ini digeluti memang tidak gampang. Dibutuhkan pendampingan dari hulu hingga hilir. Tak hanya cukup diberikan keterampilan, namun juga solusi lainnya untuk bisa memanfaatkan keterampilan itu.
"Kalau misalnya mereka diajari membuat produk sesuatu, kan harus ada jaminan, siapa yang akan membeli produk itu. Kalau tidak, sama saja, mereka akan kembali ke prostitusi. Harus ada pendampingan dari hulu sampai hilir," ucapnya.
Pengurus Majelis Taklim Attaubah, Sya'ban menambahkan, ada sekitar 50 dari 200-an PSK yang tergerak hatinya mengikuti pengajian. Pada tahap awal hari ini, jumlah tersebut dinilainya cukup banyak. Dia yakin pada pengajian selanjutnya para PSK lain akan ikut berpartisipasi.
"Harapan kita mereka nantinya bisa sadar dan kembali ke masyarakat, tanpa harus di-sweeping, atau dibubarkan oleh kelompok massa. Kita ini hanya membantu proses penyadaran, sadar atau tidak kan bukan ranah kita. Kita berdoa saja semoga mereka bisa kembali ke kehidupan normal," tuturnya.
Salah satu PSK yang enggan disebut namanya mengaku senang mengikuti kegiatan pengajian. Pasalnya di lingkungan mereka hampir tak pernah ada siraman rohani atau kajian ilmu agama yang diperoleh.
"Saya senang mas ada pengajian, kalau bisa kami ini dibina, jangan digebuki, di-sweeping kayak kemarin. Kami kan juga cari makan, kalau ada pekerjaan lain saya juga mau," pungkasnya.