Daftar tunggu tak logis, DPR desak minta tambah kuota haji
Dede menganggap wajar penambahan kuota, sebab Indonesia penyumbang devisa cukup besar bagi Arab Saudi.
Daftar tunggu haji di Indonesia sungguh sudah sangat tidak logis. Sebab, lama waktu penantian calon jemaah haji sudah mencapai 40 tahun, seperti yang terjadi di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf Effendy, menyatakan jika mesti menunggu selama itu bisa-bisa calon jemaah haji sudah keburu uzur saat berangkat. Padahal, bisa saja saat mendaftar mereka masih muda dan sehat.
Menurut Dede, tidak heran dengan kondisi seperti itu memicu warga mencari jalan lain supaya bisa ke tanah suci, tanpa perlu menunggu.
Dede mendesak pemerintah melobi Arab Saudi supaya mau memberikan kompensasi tambahan kuota buat Indonesia. Sebab, jumlah jemaah haji Indonesia terbesar di dunia. Arab Saudi juga mendapat pemasukan cukup besar dari perizinan haji.
"Kita berharap pemerintah membuat sebuah perjanjian atau MoU lagi untuk ada tambahan quota lagi," kata Dede dalam kunjungan rombongan Komisi IX ke kantor Dinas Kesehatan Sulsel, Jumat (26/8).
Dede menghitung, jika rata-rata satu jemaah haji memberi devisa hingga Rp 15 juta ke pemerintah Saudi, dikalikan jumlah jemaah haji Indonesia per tahunnya rata-rata 250 ribu orang, maka semakin tebal kocek Arab Saudi. Dengan kondisi seperti itu, maka wajar jika pemerintah seharusnya bisa mendesak meminta tambahan jatah jemaah haji.
"Ini harus kita kembangkan bahwa inilah peran lobi kita ke sana," tutup Dede.