Dalami Kematian, Polisi Minta Izin Keluarga untuk Autopsi Aktivis Walhi di Medan
Golfried mengalami luka serius di bagian kepala. Tempurung kepalanya dikabarkan hancur. Dia menjalani operasi pada Jumat 4 Oktober 2019. Setelah sekitar 3 hari mendapatkan penanganan, akhirnya dia mengembuskan napas terakhir.
Kematian aktivis Wahana Lingkungan (Walhi), Golfried Siregar (30) di Medan, Sumatera Utara pada Minggu 6 Oktober 2019, mengundang tanda tanya. Kepolisian memutuskan menyelidiki lebih mendalam kasus tersebut.
"Pemeriksaan di TKP, polisi berupaya minta izin ke keluarga untuk autopsi," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Asep Adi Saputra, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/10).
-
Apa yang dilakukan Dudung Abdurachman di Pekan Raya Jakarta? Eks Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman kedapatan menghabiskan waktu luang bersama keluarga. Dia memilih untuk berkunjung ke Pekan Raya Jakarta (PRJ).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
Menurut Asep, awalnya memang Golfried diduga tewas lantaran kecelakaan semata. Namun belakangan, timbul kecurigaan lain.
"Peristiwa harus didalami, meski ada dugaan awal kecelakaan, barang bawaan yang bersangkutan hilang, seperti laptop dan handphone. Ini akan terus dikembangkan apa yang menyebabkan yang bersangkutan meninggal," jelas Asep.
Kematian seorang aktivis lingkungan hidup di Medan, Golfried Siregar, mengundang kecurigaan. Polisi menyelidiki ulang kasus yang awalnya disebut sebagai kecelakaan lalu lintas itu.
Golfried meninggal dunia RSUP H Adam Malik Medan, Minggu 6 Oktober 2019 sekitar pukul 15.20 WIB. Advokat lingkungan hidup pada Walhi Sumut ini dirawat di sana sejak Kamis 3 Oktober 2019.
Sebelum diantar ke rumah sakit, istri Golfried tidak bisa menghubungi suaminya sejak Rabu 2 Oktober 2019 sekitar pukul 17.00 Wib. Terakhir laki-laki itu mengatakan pergi untuk bertemu seseorang di kawasan Mariendal.
Sehari kemudian, Kamis 3 Oktober 2019 dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, Golfried ditemukan tidak sadarkan diri di Fly Over Simpang Pos. Pengemudi becak yang menemukan lantas membawanya ke RS Mitra Sejati, sebelum dirujuk ke RSUP H Adam Malik.
"Kita dapat kabar Jumat jam 11.00 Wib. Kita dikabari teman-teman bahwa dia sudah berada di rumah sakit. Kita tahunya sudah di RS Adam Malik dalam kondisi kritis," kata Direktur Walhi Sumut, Dana Tarigan, Senin (7/10/2019).
Golfried mengalami luka serius di bagian kepala. Tempurung kepalanya dikabarkan hancur. Dia menjalani operasi pada Jumat 4 Oktober 2019. Setelah sekitar 3 hari mendapatkan penanganan, akhirnya dia mengembuskan napas terakhir.
Pihak kepolisian sejauh ini menyatakan Golfried menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Namun keluarga dan Walhi Sumut menemukan banyak kejanggalan. Luka serius di bagian kepalanya seperti bekas pukulan benda tumpul. Bagian di sekitar salah satu matanya lebam. Selain bagian kepala, bagian tubuh lainnya tidak mengalami luka seperti layaknya korban kecelakaan lalu lintas.
"Kan lukanya itu kasat mata tidak mungkin kecelakaan, karena badan tidak ada lecet dan kepala seperti kena pukul benda tumpul, hancur tempurung kepala dan itu yang dioperasi. Habis itu dia kritis sampai akhirnya dia meninggal dunia," lanjut Dana.
Sepeda motor Golfried pun hanya mengalami kerusakan kecil. Sementara barang-barang miliknya, seperti tas, laptop, dompet dan cincin, hilang.
Di pakaiannya juga ditemukan jejak tanah, sedangkan di Fly Over Simpang Pos tidak ada tanah sama sekali. Bercak darah pun tidak ada di lokasi penemuan.
Walhi Sumut menduga Golfried telah menjadi korban kekerasan atau pembunuhan, karena dia selama ini aktif sebagai pembela hak asasi manusia khususnya pada isu lingkungan, melalui Walhi Sumut.
"Golfried jadi kuasa hukum Walhi sejak 2016 dan sampai hari ini dia masih kuasa hukum Walhi terkait kasus yang ditangani Walhi," ungkap Dana.
Saat ini jenazah Golfrid sudah dibawa ke kampung halamannya di Tiga Dolok, Dolok Panribuan, Simalungun. "Informasi dari keluarga, jenazah sudah dibawa ke kampung di Tiga Dolok. Rencananya akan dimakamkan hari Selasa 8 Oktober 2019," tuturnya.
Walhi Sumut mendesak dan mendorong polisi untuk mengusut tuntas penyebab kejadian ini. "Kita ingin ini diungkap secepatnya, terang benderang dan transparan oleh kepolisian. Karena ini bukan sesuatu yang sulit untuk mengungkapnya. Apakah perampokan, atau dia memang sengaja dicelakai oleh orang lain. Itu yang harus diungkap oleh kepolisian," ucap Dana.
Sementara Polrestabes Medan mengambil alih kasus ini. Mereka menurunkan tim untuk menemui keluarga guna mengotopsi jasad Golfrid.
Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Eko Hartanto mengatakan, pihaknya diperintahkan untuk menyelidiki ulang kasus itu. Untuk melakukan penyelidikan, mereka sudah berkoordinasi dengan Polsek Deli Tua karena LP lakalantas awalnya dari sana.
"Terus perintah dari pimpinan, kami coba tangani kembali, lidik kembali, kita buatkan nanti laporan polisi model A, bukan laka lantas. Kami mencoba buatkan surat pengantar dan meminta pihak keluarga korban untuk jenazah ini dilakukan autopsi untuk mengetahui sebab-sebab kematian," tegasnya.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Diduga Dibunuh, Kematian Aktivis Lingkungan di Medan Diselidiki Ulang
Diduga jadi Korban Pembunuhan, Warga Kalideres Ditemukan Tewas di Depok
Polisi Bekuk Pembunuh Pria di Pasar Cimanggis
Terbakar Cemburu, Pria di Tangerang Aniaya Selingkuhan Pacar Hingga Tewas
Pistol untuk Tembak Istri dan Bunuh Diri Ada di Tangan Aiptu Pariadi
Kehabisan Obat Penenang, Mertua di Gresik Bacok Menantu hingga Tewas