Demo 11 April di DPR Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Mahasiswa
Kericuhan terjadi tepat usai Kapolri Listyo Sigit Prabowo bersama pimpinan DPR, Sufmi Dasco Ahmad dan Rachmat Gobel berdialog dengan pendemo dari atas mobil komando.
Demo mahasiswa di depan gedung DPR ricuh. Kericuhan terjadi tepat usai Kapolri Listyo Sigit Prabowo bersama pimpinan DPR, Sufmi Dasco Ahmad dan Rachmat Gobel berdialog dengan pendemo dari atas mobil komando.
Usai dialog, massa mulai melempari gerbang DPR dengan botol. Mahasiswa menduga itu dilakukan oleh penyusup.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Dimana demo buruh terjadi? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Siapa Naja Dewi? Berikut adalah gambar Naja Dewi Maulana, anak tunggal Armand Maulana dan Dewi Gita.
-
Kapan demo terkait revisi UU Desa dilakukan? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
Petugas merespons dengan menembakkan gas air mata ke arah massa aksi untuk mencegah tindakan anarkis.
Pantauan merdeka.com, tembakan gas air mata membuat massa aksi berhamburan menuju Jalan Slipi dan Jalan Gerbang Pemuda. Sejumlah mahasiswa tetap bertahan, menguatkan barisan.
Beberapa mahasiswa terlihat tumbang, tak kuat menahan pedihnya gas air mata. Mereka yang tumbang dibantu pendemo lain menjauh dari lokasi.
Hingga saat ini, situasi masih panas. Mahasiswa yang bertahan tetap berorasi menyuarakan penolakan penundaan pemilu 2024 dan jabatan presiden 3 periode.
Ada empat tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi ini. Pertama, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
Kedua, mendensak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
Ketiga, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode,.
Terakhir, mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
(mdk/ray)