Densus 88 Sebut Empat WNA Uzbekistan Ditangkap Bukan Ditahan
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan, meski sudah diamankan namun belum dilakukan penahanan terhadap para WNA tersebut.
Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri telah mengamankan empat orang Warga Negara Asing (WNA) asal Uzbekistan. Mereka yang diamankan pada 24 Maret 2023 berinisial BA alias Jf (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26).
Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengatakan, meski sudah diamankan namun belum dilakukan penahanan terhadap para WNA tersebut.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Mengapa Densus 88 menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? Dijelaskan, Densus 88 Antiteror diberikan mandat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin setiap ancaman, setiap serangan teror yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88 karena mengancam Paus Fransiskus? Ada ketujuh orang terduga pelaku teror itulah yang mengunggah di akun media sosial pribadi.
"Sementara ini masih diamankan atau ditangkap, bukan ditahan," katanya saat dihubungi, Rabu (5/4).
Selain itu, hingga kini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak Imigrasi serta beberapa pihak terkait lainnya. Terutama terkait dengan penahanan.
"Masih dikordinasikan dengan Imigrasi untuk proses selanjutnya. Masih dilakukan itu kordinasikan dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.
Sebelumnya, Detasmen Khusus (Densus) 88 antiteror Polri telah mengamankan empat orang Warga Negara Asing (WNA) asal Uzbekistan. Penangkapan yang bekerjasama dengan Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara ini dilakukan pada 24 Maret 2024.
Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, keempat orang WNA Uzbekistan yang diamankan itu yakni BA alias Jf (32), OMM alias IM (28), BKA (40) dan MR (26).
"3 dari 4 WNA Uzbekistan ini diduga terlibat dalam aktivitas terorisme melalui propaganda di media sosial dan merupakan bagian dari organisasi teror Internasional," kata Ramadhan kepada wartawan, Selasa (4/4).
Ia menjelaskan, terdapat beberapa aktivitas menonjol yang dilakukan para WNA tersebut terutama oleh BA. "Terpantau aktif menyebarkan propaganda di berbagai platform medsos serta berupaya mencari orang-orang yang memiliki pemahaman yang sama dengannya di Indonesia dalam rangka melaksanakan aksi teror," jelasnya.
Untuk tiba di Indonesia, para pelaku ini harus melewati atau melalui beberapa negara seperti Abudabi hingga Malaysia. Kemudian, mereka pun tiba di Indonesia pada 29 Januari 2023.
"Keempat WNA Uzbekistan ini melakukan perjalanan ke Indonesia dengan rute perjalanan Istanbul-Abu Dhabi transit, kemudian Malaysia dan tiba di Indonesia yang dimulai pada 29 Januari 2023, dan tiba di Malaysia tanggal 30," sebutnya.
"Dua dari empat WNA berangkat mendahului ke Indonesia pada 6 Febuari 2023, sedangkan dua lainnya berangkat tiga minggu setelahnya yaitu tanggal 27 Febuari 2023," tambahnya.
Selain itu, berdasarkan informasi dari Pemerintah Uzbekistan dan hasil penyelidikan petugas menunjukan tiga orang yakni BA, OMM dan MR merupakan bagian dari organisasi teror Internasional yakni Katibah Tauhid Wal Jihad.
"Yang aktif beraktivitas di wilayah Timur Tengah khususnya Suriah. Sedangkan yang satu lainnya yang bernama BKA memiliki peran penyedia dukungan keuangan serta dokumen palsu," ujarnya.
Peran Pelaku
Ramadhan menjelaskan, untuk peran dari masing-masing WNA tersebut yakni BA yang merupakan Direktur Milisi Organisasi Teror Internasional pada tahun 2021 lalu.
"Pergi dari Uzbekistan ke Turki, dimana ia akan dikirim ke Camp Milisi di Suriah. Selama di Turki, BA ini terlihat dalam propaganda terkait pemikiran radikal atau ekstrimis dan jihad global," jelasnya.
"Dia bertugas mengorganisir penerimaan dan pengiriman ke kelompok ini untuk mewujudkan niatnya melakukan aksi teror. Saat ini kementerian dalam negeri Uzbekistan membuka kasus kriminal terhadapnya terkait propaganda ideologi radikal," sambungnya.
Kemudian, untuk OMM merupakan pendukung dari Organisasi Katiba Tauhid dan pada tahun 2020 pergi ke Suriah atas perintah dari pimpinan kelompok tersebut di Suriah.
"Ia menyelesaikan pelatihan terorisme subversif di Camp Milisi dan secara aktif terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut. Yang ketiga MR, Direktur pada tahun 2020 oleh organisasi Internasional Katibah Tauhid Wal Jihad dan mengirimnya ke Suriah. Dimana ia juga menyelesaikan pelatihan terorisme subversif pada tahun 2022," ungkapnya.
Selanjutnya, untuk BKA berdasarkan informasi dari Dinas Keamanan Negara Uzbekistan berada di bawah pemantauan Dinas Keamanan Negara Uzbekistan sebagai individu yang memberikan bantuan terhadap ketiga rekannya.
"Ia bertanggungjawab dalam pembuatan dokumen palsu dan membantu dalam dukungan keuangan dengan tujuan mensukseskan aspirasi subversif mereka," ucapnya.
"Terakhir, barang bukti yang berhasil diamankan yaitu beberapa passport Uzbekistan milik keempat tersangka baik domestik maupun Internasional. Kemudian satu lembar resi penerima moneygram, kemudian satu lembar kode booking pesawat, Ipad beberapa buah handphone dan beberapa screenshot unggahan yang bermuatan propaganda," pungkasnya.
(mdk/fik)