Densus 88 tangkap 3 pemuda di Kutai Kartanegara dan Samarinda
Densus 88 antiteror Polri menangkap tiga pemuda di Kutai Kartanegara dan Samarinda, Kalimantan Timur, diduga terkait aksi terorisme. Sejumlah barang bukti dibawa untuk keperluan penyelidikan.
Densus 88 antiteror Polri menangkap tiga pemuda di Kutai Kartanegara dan Samarinda, Kalimantan Timur, diduga terkait aksi terorisme. Sejumlah barang bukti dibawa untuk keperluan penyelidikan.
Keterangan diperoleh merdeka.com, penangkapan tiga pemuda sekaligus itu dilakukan Sabtu (18/8) malam lalu. Dua pemuda, Od (20) dan Gn (20), diamankan di Loa Janan Ulu dan Loa Duri, Kutai Kartanegara.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Mengapa Densus 88 menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? Dijelaskan, Densus 88 Antiteror diberikan mandat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin setiap ancaman, setiap serangan teror yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88 karena mengancam Paus Fransiskus? Ada ketujuh orang terduga pelaku teror itulah yang mengunggah di akun media sosial pribadi.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
"Waktu datang, kita diminta masuk dalam rumah, tidak boleh merekam, tidak boleh mengintip. Kita lihat ada polisi bersenjata," kata Priyanto, warga Loa Janan Ulu, Kamis (23/8).
Tidak sampai di situ, Di malam yang sama, Densus kembali menangkap Bw (30), warga RT 01 Loa Janan Ilir, Samarinda. Bw diketahui putra dari Joko Sugito, salah satu terpidana kasus ledakan bom depan Gereja Oikumene, 13 November 2016.
Dari tiga lokasi berbeda itu, Densus mengamankan sejumlah barang dalam kardus dan telepon selular. Setelah sempat dibawa ke Mapolsek Loa Janan di Kutai Kartanegara, ketiganya dibawa ke Balikpapan kemudian diterbangkan ke Jakarta.
Di Samarinda, keberadaan tim Densus bersenjata lengkap, dibenarkan Ketua RT 01 Arif Waluyo. Dia diminta menemani aparat kepolisian. "Melakukan penggeledahan di rumah Pak Joko (terpidana Joko Sugito). Saya tidak tahu kaitannya soal kasus apa," ungkap Arif.
Ditemui merdeka.com tadi kantornya, Kapolresta Samarinda Kombes Pol Vendra Riviyanto tidak membantah. Namun, dia tidak mengomentari lebih jauh soal diamankannya satu warga Samarinda itu.
"Kalau itu, kami melakukan tugas harkamtibmas. Krn itu sudah lex spesialis ya. Jadi ada yang menangani tim khusus. Yang teknis seperti itu, jujur saya tidak (tahu) sampai ke dalam sejauh itu," kata Vendra.
Namun demikian, Vendra mengingatkan warga mesti terus warga berperan aktif, beserta pemerintahan terkecil, melakukan filter baik masyarakat pendatang, yang tidak menutup kemungkinan memiliki perbedaan, dengan masyarakat setempat.
Baca juga:
Tersangka teroris asal Probolinggo meninggal dunia
Lumpuhkan teroris Pasuruan, 5 anggota Polsek Lawang Malang terima penghargaan
Beraksi 17 Agustus, terduga teroris di Palangka Raya mengincar 5 daerah di Kalteng
Diduga akan aksi di 17 Agustus, terduga teroris ditangkap Densus 88
Diduga terkait teroris, pasutri PNS di Palangkaraya ditangkap Densus 88
Densus 88 gerebek rumah pedagang garam di Padang