Densus 88 Ungkap Remaja Tersangka Terorisme di Batu Malang Belajar Rakit Bom dari Internet
Tersangka membeli bahan peledak menggunakan tabungan uang jajan yang didapat dari orang tuanya.
Detasemen khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri membeberkan cara HOK (19), pelajar yang menjadi tersangka kasus terorisme di Batu, Malang, Jawa Timur, merakit bahan peledak.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Kombes Pol Aswin Siregar menyebut pelaku dapat merakit bom bermodalkan belajar dari Internet.
"Yang bersangkutan mempelajari cara untuk membuat atau merakit bom ini melalui internet, ada website tertentu yang diakses yang bersangkutan, dan juga melalui media sosial," ungkap Aswin dalam keterangannya, Minggu (4/8).
Pelaku dapat membeli bahan peledak menggunakan tabungan uang jajan yang didapat dari orang tuanya.
Pada saat penggeledahan, anggota Densus juga menemukan gudang cairan kimia akan dipakai bahan peledak.
"Setelah dilakukan penangkapan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan penggeledahan, kemudian kita menemukan dari tempat penyimpanan beberapa cairan kimia yang memang selama ini digunakan dalam beberapa kasus sebelumnya sebagai bahan untuk membuat bom atau bahan peledak," ucap dia.
Selain itu, ditemukan juga sejumlah gotri yang juga digunakan HOK untuk meningkatkan daya rusak dari bom yang akan diledakkan.
"Dalam penggeledahan juga ditemukan beberapa stoples berisi gotri ya, yang biasa ini sebagai enhancement atau untuk menambah daya rusak dari bom yang dibuat tersebut," jelasnya.
Pelaku membeli bahan baku peledak untuk dikirim ke rumahnya. Hal itu pun diketahui oleh orang tua pelaku.
Tidak hanya itu, orang tua pelaku rupanya juga turut mengetahui proses pembuatan dan tindakan HOK.
"Menurut pengakuannya yang sementara sedang kita dalami, bahwa pemesanan, kemudian pembuatan, pemesanan itu menggunakan alamat di rumah, kemudian juga pembuatan di rumah, dan itu diketahui oleh orang tua atau keluarga yang bersangkutan," beber Aswin.
Berdasarkan bahan peledak yang disita oleh Densus 88 yakni berupa bahan peledak jenis triacetone triperoxide alias TATP atau dijuluki 'mother of satan'. Bahan peledak tersebut dibeli pelaku yang masih berstatus sebagai pelajar itu dari uang hasil tabungannya.
"Biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari ditabung sendiri. Uang jajan, kalau menurut keterangannya, yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan," ungkap Aswin.
Saat ini, kata Aswin, anggotanya tengah mendalami apakah keluarga pelaku terafiliasi dengan kelompok terorisme hingga akhirnya membiarkan kegiatan terorisme HOK.
"Tentu kita di sini mengimbau supaya sebagai orang tua atau sebagai bagian dari anggota keluarga yang mengetahui hal-hal seperti ini untuk segera menghentikan atau kami sangat terbuka untuk menerima laporan untuk apabila ada hal-hal yang bersifat emergency, kita bilang seperti ini," ungkap dia.
Diketahui, TATP merupakan salah satu bahan peledak paling sensitif. Bahan itu bisa memiliki daya ledak tinggi atau high explosive. sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan
Bahkan karena berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan 'Mother of Satan'. Selain bahan peledak ditemukan juga ketapel, jarum kuning, suntikan, hingga gotri.