Remaja Terduga Teroris di Malang Beli Bahan Peledak Hasil Nabung Uang Jajan dari Orang Tua
remaja berusia 19 tahun itu bisa membeli bahan peledak dan kimia untuk merakit bom dari hasil menabung
Densus 88 Antiteror Polri menangkap pelajar terduga teroris berinisial HOK di Jalan Langsep, Malang, pada Rabu 31 Juli 2024 malam. Berdasarkan pemeriksaan, remaja berusia 19 tahun itu bisa membeli bahan peledak dan kimia untuk merakit bom hasil menabung uang jajan dari orang tuanya.
“Bahwa setelah digali, biaya atau dana yang digunakan untuk pembelian bahan-bahan ini didapat oleh yang bersangkutan dari ditabung sendiri. Uang jajan kalau menurut keterangannya yang diberikan oleh orang tua yang bersangkutan,” tutur Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu (3/8).
Diketahui, dalam proses penggeledahan petugas menemukan bahan peledak TATP (Triaceton Triperoxide), yang merupakan bahan peledak paling sensitif. Bahan itu bisa memiliki daya ledak tinggi atau high explosive, sangat sensitif terhadap benturan, perubahan suhu, dan gesekan.
Bahkan, saking berbahayanya, TATP kerap dijuluki dengan sebutan 'Mother Of Satan'. Selain bahan peledak, ditemukan juga ketapel, jarum, suntikan, hingga gotri.
“Jadi di sini kita, perlu betul-betul memperhatikan sebegitu tingginya motivasi dari seorang remaja seperti HOK, yang menabung sendiri uangnya membeli bahan-bahan peledak,” jelas dia.
Menurut Aswin, HOK memesan bahan peledak dan berbagai jenis bahan kimia menggunakan alamat rumahnya sendiri. Pembuatan bom pun juga dilakukan di kediamannya.
“Dan itu diketahui oleh orang tua yang bersangkutan. Tentu kita di sini mengimbau, supaya sebagai orang tua atau bagian dari keluarga yang mengetahui hal seperti ini untuk segera menghentikan. Kami sangat terbuka menerima laporan apabila ada hal yang bersifat emergency,” Aswin menandaskan.
Diketahui, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memastikan rencana aksi terorisme pelajar HOK yang ditangkap di Batu, Malang, tidak terkait dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar, saat disinggung soal rencana aksi teror dua tempat ibadah dari HOK.
"Tidak ada kaitannya dengan rencana kedatangan Paus Fransiskus," ujar Aswin kepada wartawan, Jumat (2/8).
Kendati demikian, Aswin mengatakan untuk kepentingan penyidikan saat ini pihaknya masih mendalami keterlibatan HOK. Dengan memeriksa sejumlah saksi terkait aktivitas tersangka.
"Ada 4 (orang diamankan), 1 di Solo dan 3 di Malang. Bapak HOK (diamankan di Solo) dan (tiga lainnya di Malang) yang tahu aktivitas tersangka (HOK). Sejauh ini hanya 1 tersangka HOK," jelasnya.