Deretan Tokoh Nasional yang Pernah Kunjungi Ponpes Al-Zaytun, Ada yang Datang 2 Kali
Kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Jawa Barat menyeret pihak Istana Negara. Isu berkembang ada pihak dari Istana turut menjadi beking Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun Jawa Barat menyeret pihak Istana Negara. Isu berkembang ada pihak dari Istana turut menjadi beking Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu.
Isu tersebut buru-buru disanggah Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Jokowi menegaskan akan melaporkan situasi terkait kasus Ponpes Al-Zaytun, setelah ditangani Menko Polhukam Mahfud MD dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa doa qunut subuh viral? Doa qunut subuh adalah bacaan yang disunnahkan sehingga jika umat Islam membaca akan mendapatkan pahala. Doa qunut dibaca saat posisi umat Islam sedang melaksanakan sholat masih berdiri dalam gerakan i’tidal. Berikut adalah doa qunut subuh selengkapnya:
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresiden, Jenderal TNI Purn Moeldoko membantah tudingan telah melindungi Ponpes Al-Zaytun.
"Kalau saya dikatakan membekingi mereka, emangnya gue preman apa? Terus kepentingan saya apa?" kata Moeldoko kepada merdeka.com, Jumat (23/6).
Meski dinilai menyebarkan ajaran kontroversial, nyatanya Ponpes Al-Zaytun tetap eksis. Pendiri Negara Islam Indonesia atau NII Crisis Center Ken Setiawan menduga Ponpes pimpinan Panji Gumilang itu dibeking pemerintah. Dugaan itu, kata dia, berdasarkan banyaknya pejabat yang pernah datang ke Al Zaytun.
"Di situ kita lihat sebenarnya (Al Zaytun) bukan gerakan keagamaan, ini gerakan politik yang dibungkus dengan agama," ucap Ken.
Lantas siapa saja tokoh yang pernah berkunjung ke Ponpes Al Zaytun Indramayu ? Berikut rangkuman merdeka.com yang dihimpun dari berbagai sumber.
AM Hendropriyono
Tokoh penting yang pernah menyambangi Pesantren Al-Zaytun adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara atau BIN Abdullah Mahmud (AM) Hendropriyono. Dia datang pada 13 Mei 2003. Kehadiran Hendro mewakili presiden saat itu, Megawati Sukarnoputri.
Kedatangan Hendro sekaligus untuk peletakan patok pertama pembangunan gedung pembelajaran Dr Ir H Ahmad Soekarno yang dibangun di kawasan Pesantren Al-Zaytun.
Tokoh intelijen dan militer Indonesia berpangkat terakhir Jenderal TNI, mengaku terkesan pada kurikulum yang diajarkan Ponpes Al-Zaytun. Selain inklusif, ponpes tersebut juga terbuka, membina toleransi dan perdamaian.
Suryadharma Ali
Tokoh selanjutnya adalah Menteri Agama di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Suryadharma Ali. Dia berkunjug pada 11 Mei 2011.
Kunjungan tersebut dilakukan saat munculnya kontroversi hubungan Al-Zaytun dengan gerakan NII. Saat itu Surya sebagai Menteri Agama menepisnya.
"Kurikulum yang diajarkan tidak menyimpang dari ajaran Islam. Banyak kemungkinan, misalnya saja, ada keterkaitan dengan pimpinan dengan masa lalu, tapi sekarang sudah tidak lagi," tepisnya.
Jusuf Kalla
Selanjutnya adalah mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pengusaha sukses asal Makassar itu mengaku pernah dua kali berkunjung ke Ponpes Al-Zaytun.
Kalla mengaku tujuan kunjungannya hanya untuk melihat Ponpes Al-Zaytun.
Tokoh Partai Golkar ini menilai ada pendidikan yang baik di Pondok Al-Zaytun. Ia tidak mempermasalahkan kunjungannya tersebut. Apalagi banyak tokoh lainnya yang juga berkunjung.
Anas Urbaningrum dan Ibas
Selain pejabat negara, sejumlah tokoh politik juga pernah melakukan kunjungan yang sama. Di antaranya adalah dari Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Saat itu Anas yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2010-2013, datang bersama putra SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Saat itu Ibas menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat. Seusai kunjungan, Anas mengungkapkan kekagumannya atas pesantren yang sempat dituding sebagai basis NII itu. Ia pun kemudian mempersilakan masyarakat datang dan melihat sendiri Pesantren Al-Zaytun.
Sementara Ibas menegaskan jika kunjungannya itu dalam rangka membangun bangsa. Ibas juga menepis keterkaitan Demokrat dengan NII. Menurutnya, silaturahmi tersebut murni dalam rangkaian safari pesantren yang diselenggarakan DPP Demokrat kala itu.
Moeldoko
Nama pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957 itu memang disebut sebut dalam kontroversial keberadaan Ponpes Al-Zaytun. Kabar kedekatan tersebut tak dibantahnya. Moeldoko bahkan pernah dua kali berkunjung ke Ponpes Al-Zaytun.
Meski mengaku punya kedekatan, namun dia membantah membekingi Ponpes yang menjadi sorotan karena diduga ada ajaran menyimpang.
"Emang preman kok jadi beking. Itu yang ngomong itu suruh sekolah dulu itu, biar pinter dikit," ujar Moeldoko di Istana, Jakarta, Senin (26/6).
Moeldoko mengaku heran adanya tudingan melindungi Ponpes Al-Zaytun. Apalagi, ia tidak memiliki kepentingan apapun kepada Al-Zaytun. Justru ia mengaku sering mengingatkan pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang untuk tidak membuat onar.
Kepada merdeka.com, Moeldoko bahkan memberikan peringatan keras akan menindak terlebih dulu Panji Gumilang bila membuat ulah.
"Kalau saya dikatakan membekingi mereka, emangnya gue preman apa! Terus kepentingan saya apa?" kata Moeldoko.
Menurut Moeldoko, kunjungannya ke Ponpes Al-Zaytun dalam rangka ceramah soal kebangsaan. Kunjungan tersebut dilakukan saat menjabat Pangdam Siliwangi, dan saat sudah menjabat di KSP. Namun selama menyampaikan ceramah tersebut, Moeldoko mengaku tidak melihat aktivitas yang mencurigakan.
"Kalau persoalan itu (menyimpang) kan perlu ada pendalaman. Harus ditongkrongin di sana, melihat kesehariannya seperti apa. Kalau hanya sekilas, kan saya enggak ngerti. Bagaimana yang sesungguhnya itu apa, perlu adanya badan yang intens melihat itu sehingga nanti kesimpulannya tidak salah," terangnya.