Deteksi Dini Gempa dan Tsunami, BPPT Segera Operasikan 3 Teknologi Mitigasi Bencana
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menargetkan pengoperasian sejumlah peralatan canggih dalam memitigasi bencana Tsunami yang akan terpasang dari ujung Sumatera, Jawa dan wilayah Timur Indonesia.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), menargetkan pengoperasian sejumlah peralatan canggih dalam memitigasi bencana Tsunami yang akan terpasang dari ujung Sumatera, Jawa dan wilayah Timur Indonesia.
Kepala BPPT Hammam Riza menegaskan, BPPT telah membangun tiga teknologi dalam mendeteksi Tsunami berbasis Buoy, kabel serat optik, dan akustik tomografi hingga saat ini.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan gempa dan tsunami Aceh yang menghancurkan Rumah Sakit Umum Meuraxa? Peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada 2004 masih terus dikenang sampai saat ini.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa yang menjadi saksi bisu dahsyatnya gelombang tsunami di Ulee Lheue? Tempat ini menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya gelombang tsunami yang menerjang Kota Aceh.
-
Mengapa Indonesia sering mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, dan gunung meletus? Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Hal itu mengakibatkan Indonesia kerap mengalami bencana alam seperti tanah longsor, tsunami, gempa, maupun gunung meletus.
"Sejak Tahun 2019 telah membangun tiga teknologi tersebut dalam rangka mendukung Indonesia Tsunami Ealry Warning System (InaTEWS), bersama BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," kata Kepala BPPT Hammam Riza di Gedung Geostech 820, Puspiptek, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Selasa (8/6/2021).
Hammam menerangkan, teknologi InaTEWS yang dikembangkan itu, ditargetkan akan beroperasi penuh pada tahun 2024. Sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) RI nomor 93 tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
"Melalui Perpres ini, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diberikan amanah untuk mengembangkan sistem peringatan dini tsunami atau yang lebih dikenal dengan Teknologi InaTEWS," jelas dia.
Teknologi kebencanaan tersebut, lanjut Hammam menggunakan berbagai instrumen sesuai dengan kebutuhan lokasi, seperti teknologi inaBuoy, teknologi kabel optik bawah laut (InaCBT - Cable Based Tsunameter), teknologi coastal accoustic tomografi (InaCAT), hingga Pemodelan berbasis Kecerdasan Artifisial.
Dirinya menerangkan, kalau sensor tsunami dari InaTEWS BPPT dapat mengirimkan data secara berkesinambungan kepada BMKG dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk kemudian disebarluaskan kepada masyarakat, sebagai upaya mitigasi bencana tsunami di Indonesia.
"Dari sebelumnya deteksi dini kita itu 15 menit menjadi lima menit. Sehingga mitigasi bencana dapat segera bisa dilakukan," jelas dia.
Hammam menerangkan, hingga target pengoperasian tahun 2024 mendatang, BPPT telah menyusun grand design peta jalan teknologi mitigasi dengan mengoperasikan InaBuoy di 13 lokasi, InaCBT di 7 lokasi, InaCAT di 3 lokasi dan didukung dengan pengolahan kecerdasan artifisial.
Menurut dia, kebencanaan di Indonesia tidak dapat dihindari, namun risiko dari bencana yang akan terjadi bisa diminimalisir dengan deteksi dini. KarenaIndonesia berada di zona Ring of fire yang letak geografisnya berada di antara pertemuan 3 lempeng tektonik besar yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik.
"Jalur yang dilalui pertemuan lempeng inilah yang menjadi zona rawan gempa di Indonesia. Sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, daerah padat penduduk seperti mayoritas Pulau Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTT, Sulawesi, hingga Ambon merupakan daerah yang rawan akan terjadinya gempa bumi, hanya sebagian kecil Pulau Jawa bisa dikatakan aman dari ancaman gempa," ungkap Hammam.
Maka kata Hammam, dari kondisi tersebut serta histori kebencanaan, upaya mitigasi bencana terintegrasi sudah sepatutnya diterapkan di Indonesia.
"Pengalaman bencana besar di Tahun 2018 yang menerpa Lombok, Palu, dan Selat Sunda menjadi wake up call bagi semua pihak," tegas dia.
Baca juga:
Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Kepulauan Aru Maluku
Gempa Bermagnitudo 5,3 Guncang Bolaang Mongondow Selatan Sulut
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Melonguane Sulut
Minggu Pagi, Ternate Diguncang Gempa M5,1, Tak Berpotensi Tsunami
Gempa Magnitudo 4,8 di Sukabumi, Getaran Terasa di 8 Wilayah
BMKG Pastikan Alat Warning Tsunami Berfungsi dengan Baik