Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Jokowi mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai.
Jokowi mengatakan dulunya banyak negara yang menawarkan pasokan beras kepada Indonesia.
- Jokowi: Harga Beras Turun Saya Dimarahi Petani, Kalau Naik Dimarahi Ibu-ibu
- Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
- Kumpulkan Menteri di Istana, Jokowi Minta Jaga Kondisi Jelang Pemilu 2024
- Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Di Depan Petinggi TNI, Jokowi Curhat Sulitnya Cari Pasokan Beras ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan sulitnya mencari pasokan beras dari negara-negara lain.
Padahal, kata dia, dulunya banyak negara yang menawarkan pasokan beras kepada Indonesia.
"Sekarang ini kita mencari beras ke negara-negara produsen, itu juga tidak gampang dan tidak mudah," kata Jokowi dalam Rapim TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).
Dia mengatakan kondisi ini disebabkan ketidakpastiaan ekonomo dan konflik geopolitik yang tak kunjung usai. Salah satunya, konflik Ukraina hingga Gaza menyebabkan inflasi pangan.
"Lanskap ekonomi, lanskap politik dunia juga sulit dikalkulasi, sulit dihitung. Kita tahu konflik Ukraina belum selesai, datang konflik Gaza, ada tambahan Yaman, sehingga menyebabkan inflasi pangan melanda dunia," ujarnya.
Jokowi menuturkan ketegangan ini membuat sejumlah negara produsen beras berhenti melakukan ekspor. Terlebih, saat ini juga ada perubahan iklim dan cuaca yang dapat menyebabkan gangguan rantai pasok pangan.
"Semuanya sekarang ini ngerem untuk tidak ekspor bahan pangannya, baik gandum maupun beras, akibat perubahan iklim, akibat perubahan cuaca dan gangguan rantai pasok," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan percepatan impor beras menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi harga beras yang semakin naik.
"Tentu percepatan impor salah satunya menjadi solusi," kata Airlangga saat ditemui di kantornya Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Airlangga menyebut, harga beras mengalami kenaikan lantaran dipengaruhi oleh faktor El Nino yakni gelombang panas yang menyebabkan masa tanam padi di Indonesia menjadi mundur.
"Kita lihat juga musim tanam dan kemarin kita lihat akibat El Nino, El Nino itu kan riil, kita sudah ingatkan dari tahun kemarin dan terlihat dari produksi di Januari, Februari, Maret dibanding tahun lalu lebih rendah dan demand juga berkurang 1 juta," ujarnya.
Kata Airlangga, sebenarnya Pemerintah sudah punya kuota impor 2 juta ton beras untuk stok CBP. Dari kuota 2 juta ton tersebut, realisasi impor beras yang sudah masuk baru mencapai 500 ribu ton.