Di hack, FB anggota polisi dipakai hina Jokowi hingga tipu warga
Akun FB milik Briptu Cinde Ary Bakhti itu dihack seseorang yang tak bertanggung jawab tiga bulan lalu.
Akun Facebook bernama Cinde Ary Bakhti membuat geger publik. Hal ini setelah akun Facebook milik seorang anggota polisi itu melakukan penghinaan terhadap presiden Joko Widodo.
Status FB yang diunggah pada 20 Desember pukul 15.26 WIB itu berbunyi, "Pengen gue bacok kepala jokowi itu kasih makan ke axxxg bos gw. Presiden bodoh."
Status inipun langsung menuai kritik dari netizen, salah satunya akun milik Yuan Dharma Djohanli. Komentar Yuan itu berbunyi: Siap dipenjara dan dipecat ya!!.
Namun, setelah dibully para netizen, akun FB milik alumni Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto, Jawa Timur ini, dihapus.
Usut punya usut ternyata Cinde merupakan anggota Ditlantas Polda Jawa Timur, berpangkat Briptu. Hal ini juga dibenarkan Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol R Prabowo Argo Yuwono saat dikonfirmasi wartawan, Senin (28/12).
Prabowo menyebut, setelah pihaknya melakukan pendalaman, ternyata akun FB milik Briptu Cinde Ary Bakhti itu dihack seseorang yang tak bertanggung jawab, tiga bulan lalu.
"Akun itu dibuat yang bersangkutan sudah sejak lama. Kemudian suatu waktu, di suatu acara, dia (Cinde) bersama rekan sesama polisi foto bersama, lalu dijadikan foto profil di FB-nya," terang Prabowo di Mapolda Jawa Timur.
Perwira tiga melati di pundak ini melanjutkan, "Tiga bulan lalu, tiba-tiba yang bersangkutan tak bisa membuka FB-nya. Diapun menduga FB-nya rusak, lalu membuat akun FB baru dan tidak memperdulikan (FB) yang lama, karena dianggap rusak."
Namun, ternyata akun FB milik Cinde itu dikendalikan orang tak dikenal dan digunakan untuk kejahatan. Cinde mengetahui hal itu dari informasi kepolisian, yang menyebut ada orang melakukan penipuan melalui FB mengatasnamakan Briptu Cinde Ary Bakhti. "Kami menyelidiki itu. Korbannya di Magetan. Pelakunya sudah ditangkap," ungkap Prabowo.
Dari penelusuran polisi, FB milik Cinde itu, ternyata tidak hanya dikendalikan satu orang, tapi diduga dikelola oleh sejumlah hacker. "Lalu tiba-tiba ramai diberitakan status FB anggota bersangkutan berisi hinaan terhadap presiden," sambungnya.
Atas kejadian itu, kata Prabowo, Cinde melapor ke SPKT Polda Jawa Timur. Dan saat ini, tim dari Cyber Crime Dirreskrimsus Polda Jawa Timur tengah melakukan pendalaman kasus tersebut.
"Pagi tadi (28/12), yang bersangkutan melapor ke SPKT. Diduga pelaku yang meng-hack akun FB pelapor lebih dari satu orang. Saat ini masih kita telusuri," pungkasnya.
Baca juga:
Akun Facebook Briptu Cinde yang diduga hina Jokowi ternyata diretas
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Siapa yang menciptakan Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat. Bersama teman-temannya, Andrew McCollum, Eduardo Saverin, Chris Hughes, dan Dustin Moskovitz, Zuckerberg mengembangkan Facebook saat mereka masih kuliah di Universitas Harvard.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.