Dianggap anti-Pancasila, Guru besar Undip merasa ditunggangi
Guru Besar Universitas Diponegoro, Prof Suteki mengaku tidak tahu akan menjalani sidang etik karena belum menerima undangan
Guru Besar Universitas Diponegoro, Prof Suteki mengaku tidak tahu akan menjalani sidang etik karena belum menerima undangan. Dia harus menjalani sidang etik karena dianggap telah melakukan ujaran kebencian dan dianggap anti-Pancasila. Sidang akan digelar Dewan Kehormatan Kode Etik (DKKE) Undip.
"Pemanggilan saja belum, bagaimana mau tahu ini terkait bab apa," ujarnya, Rabu (23/5).
-
Acara apa yang diduga ditunggangi oleh organisasi terlarang HTI? Acara Metamorfoshow yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ramai menjadi perbincangan. Diduga, kegiatan itu ditunggangi organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
-
Kapan HUT TNI 2023 diperingati? 5 Oktober ditandai sebagai peringatan Hari Ulang Tahun TNI.
-
Kenapa TNI memberi kejutan di HUT Bhayangkara? Para prajurit TNI dan anggota Polisi lain pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi harmonis antara TNI dan Polri di tengah perayaan HUT Bhayangkara ke-78 tersebut.
-
Apa yang dilakukan Hadi Tjahjanto saat bertemu dengan keluarga prajurit TNI? Hadi juga sempat menceritakan perjuangan menjadi anak Kopral. "Tahu enggak Ibu-Ibu, dulu Bapak saya pangkatnya apa? Bapak saya pangkatnya Kopral. Tapi Bapak saya bisa menyiapkan saya ternyata bisa menjadi Menkopolhukam. Ya karena sekolah dan doa dari Ibu tiap hari," ungkapnya.
Meski begitu, dia menduga sidang dirinya terkait postingan yang ditulisnya di media sosial Facebook. Menurut Suteki, dia menulis tentang pandangannya terhadap khilafah yang kemudian dinilai sebagai sikap anti-Pancasila.
Suteki menegaskan bahwa dirinya tidak anti-Pancasila karena sudah bertahun-tahun mengajarkan materi tentang ideologi negara tersebut. Sementara soal khilafah, hanya bentuk kebebasan berekspresi.
"Saya cuma bilang khilafah itu sebagai sistem pemerintahan. Di buku-buku teori atau apapun juga ada. Saya bicara tidak ngawur, lagipula ketika disandingkan dengan Pancasila lalu saya dibilang anti, ini tidak apple to apple. Pancasila itu ideologi, sistem pemerintahan kita demokrasi. Saya juga enggak menyebut pro-HTI atau tidak," lanjutnya.
Suketi juga merasa ditunggangi ketika mendapati adanya meme mencantumkan foto wajahnya bertebaran dengan tagar di dalamnya bertuliskan #HTIdiHati dan #HTILanjutkanPerjuangan.
"Itu bukan saya, tapi kalau soal khilafah ajaran Islam, sudah lama saya gaungkan," tegasnya.
Dia menyatakan yang dilakukannya adalah membuka wawasan. Sebagaimana dilakukan Said Aqil Sirodj, lanjut Suteki, saat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu berbicara soal khilafah.
"Di dalam bukunya ada, dituliskan bahwa khilafah itu bagian dari yang ada di Islam. Cuma belum cocok di Indonesia," katanya lagi.
Dia juga menjelaskan soal postingannya terkait aksi penyerangan di Mapolda Riau. "Itu saya tanya kan, apakah aksi tersebut memang dilakukan oleh pihak yang disebut teroris. Kalau tanya ya dijawab. Itu cuma memancing orang memaparkan pendapat. Beda kalau statemen yang bisa diproses hukum," imbuhnya.
Suteki mengungkapkan dirinya menghargai proses di DKKE Undip. "Pak Yos, Rektor Undip, selama ini juga tak mempermasalahkan pernyataan-pernyataan saya. Tak ada teguran, saya membantah dibilang merongrong Pancasila. Mungkin ini karena tekanan dari luar dan Jakarta sana saya enggak tahu pasti tapi. Andil saya banyak untuk kampus, tentu tidak bisa berakhir seperti ini," jelasnya.
Sebelumnya, Nuswantoro Dwiwarno, Kepala UPT Humas dan Media Undip, mengatakan sidang etik digelar oleh para petinggi kampus yang tergabung dalam Dewan Kehormatan Kode Etik (DKKE). Pasalnya, Suteki dianggap menyebar ujaran kebencian di akun Facebook pribadinya.
"Sidang DKKE diadakan hari ini (Selasa 22/5) dan mudah-mudahan hasil keputusannya bisa diumumkan besok," kata Nuswantoro, Selasa (22/5).
DKKE merupakan badan pelaksana kampus yang berada di bawah pengawasan senat akademik.
Menurut Nuswantoro pemanggilan Suteki akan dilakukan Rabu. "Sidang etik berlangsung secara tertutup," tuturnya.
Baca juga:
Dianggap pro-HTI, Guru besar Undip jalani sidang kode etik
Jubir HTI jadi pembicara di UGM, panitia berdalih mengundang secara personal
Heboh, Jubir HTI bakal jadi pembicara di Masjid UGM
Cak Imin: Tiap warga negara berhak berorganisasi asal sesuai konstitusi
Jimly menilai sulit buktikan HTI tidak bertentangan dengan konstitusi
Yusril bakal tampung eks anggota HTI ke PBB