Dicium Penjenguk, Bayi Umur 40 Hari Meninggal Akibat Tertular Covid-19
Bayi yang lahir tepat dikisaran hari raya Idul Fitri, masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi memiliki radang paru-paru alias pneumonia atau sesak na[as akut. Selain itu, sang bayi juga mengalami batuk dan demam tinggi, sebagaimana ciri klinis Covid-19.
Nasib nahas dialami seorang bayi yang baru lahir di Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, Madura. Sebab, gegara dicium, dipegang dan digendong para penjenguknya, ia meninggal dunia karena tertular corona atau Covid-19.
Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat mengatakan, bayi tersebut diketahui baru berumur 28 hari saat masuk ke RSUD Smart Pamekasan.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
Saat itu, bayi yang lahir tepat dikisaran hari raya Idul Fitri, masuk ke rumah sakit sudah dalam kondisi memiliki radang paru-paru alias pneumonia atau sesak na[as akut. Selain itu, sang bayi juga mengalami batuk dan demam tinggi, sebagaimana ciri klinis Covid-19.
"Waktu masuk ke rumah sakit, bayi tersebut sudah mengalami sesak napas akut, pneumonia atau radang paru. 12 hari kita rawat," ujarnya, saat dihubungi merdeka.com melalui sambungan telepon, Selasa (23/6).
Akibat kondisi yang sudah parah itu lah, nyawa sang bayi tidak dapat ditolong, tepat saat ia sudah berumur 40 hari. Karena sudah dinyatakan positif covid-19, maka pemakaman sang bayi pun dijalankan sesuai dengan protokol pemulasaran jenazah covid-19.
"Pemakaman dilakukan sesuai dengan protokol pemulasaran jenazah covid-19," tegasnya.
Dikonfirmasi soal hasil tracing dari bayi tersebut, Syaiful menegaskan, jika sang ibu dinyatakan negatif Covid-19. Namun, ia meyakini, bayi tersebut tertular oleh para tetangga korban, yang diduga positif Covid-19.
Apalagi, saat bayi tersebut lahir bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, ia pun menduga banyak orang yang menjenguk bayi.
"Jadi begini ya, bayi itu lahir saat suasana lebaran. Jadi biasa kan, kalau orang ketemu bayi, mungkin digendong, dipegang, dicium sama penjenguknya. Apalagi itu kan pas hari raya, banyak orang mudik. Jadi mungkin tertularnya dari sana," katanya.
Ia pun menyebut, khusus untuk Kecamatan Tlanakan, berdasarkan data yang dimilikinya, di kawasan tersebut banyak orang yang sudah terkonfirm positif dan juga orang berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Selain itu, kawasan itu disebutnya juga padat penduduk.
"Banyak risiko penularan di situ ya. Di situ (Kecamatan Tlanakan) positif (corona) banyak, PDP juga banyak. Apalagi di sana juga kawasan padat penduduk," ujarnya.
Baca juga:
Korea Selatan Konfirmasi Pandemi Covid-19 Gelombang Kedua
Risma Klaim Penyebaran Covid-19 di Surabaya Mulai Menurun
CEK FAKTA: Belum Terbukti Daun Mimba Dapat Menyembuhkan Virus Covid-19
LPS Jamin Dana Simpanan Masyarakat Tetap Aman di Bank
Lonjakan Kasus Baru Covid-19 di Provinsi Riau Berasal dari Warga Pendatang
PBNU Maklumi Saudi Batasi Jemaah Haji 2020 di Tengah Pandemi