Diduga minum pil usai pesta miras, WN Australia tewas di Kuta
Trent sempat dibawa ke rumah sakit, tetapi keburu tewas.
Trent Parker Tiviotdale (35), warga negara Australia ditemukan tewas di kamar tempatnya menginap, Homestay Komala Indah 1, di Jalan Pies 1, Kuta, Badung, Rabu (25/11) malam. Diduga dia meninggal setelah menelan pil obat tidur usai pesta miras.
Informasi didapat di Polsek Kuta, tewasnya bule Australia itu pertama kali diketahui oleh teman wanitanya, Dyah Meganingrum Mentari Putri (32). Dikatakan Dyah, dia bertemu dengan Trent di sebuah kelab malam di Kuta. Usai menenggak miras, mereka memutuskan ke penginapan.
"Saat keluar dari kelab, diterangkan saksi bahwa korban sudah dalam keadaan mabuk, sampai di antar ke penginapan," kata Kanit Reskrim Polsek Kuta, AKP Slamet, di Kuta, Bali, Kamis (26/11).
Saat itu, lanjut Slamet, Dyah melihat korban dalam keadaan mabuk sempat menawarkan membeli makanan. Dia menambahkan, sebelum keluar kamar membeli makanan, Dyah melihat korban menelan pil diduga obat tidur.
Slamet mengatakan, dari keterangan Dyah, ketika pulang dari membeli makanan, dia melihat korban tertidur sambil mendengkur. Sejumlah karyawan di penginapan juga membenarkan masih sempat mendengar dengkuran korban, karena terdengar sangat keras.
"Saksi menyebut hingga pagi dini hari, korban sebelum tertidur masih sempat membeli empat botol bir. Begitu minuman habis, korban minum pil, tidak tahu jenis pil apa yang diminum korban," ucap Slamet.
Lantas, kata Slamet, saksi sempat mencoba membangunkan Trent. Namun tak berapa lama, Trent sudah tidak merespon dan terbujur kaku. Dyah panik dan langsung meminta bantuan karyawan penginapan mengantar Trent ke rumah sakit. Namun sayang, saat tiba di BMCC Kuta, Trent sudah dalam keadaan tidak bernyawa.
Dalam olah TKP, kata Slamet, petugas tidak menemukan adanya jenis obat-obatan yang mencurigakan. Hanya ada beberapa botol bir berserakan.
"Pada jenazah korban juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Di lokasi petugas hanya menemukan beberapa botol bir kosong," ujar Slamet.
Menurut Slamet, buat mengetahui penyebab pasti kematian korban, harus dilakukan tindakan otopsi.
"Kami sudah koordinasi dengan pihak konsulat agar segera dilakukan otopsi. Dari sana nanti baru bisa diketahui penyebab pasti meninggalnya korban. Apakah karena overdosis atau ada penyebab lain," tutup Slamet.