Sebelum dieksekusi mati, Rodrigo minta keluarga tak tangisi jasadnya
Bahkan keluarga dan Rodrigo sempat membicarakan sepak bola dalam beberapa kesempatan.
Rodrigo Gularte merupakan salah satu terpidana mati kasus narkoba asal Brasil yang telah dieksekusi dan saat ini disemayamkan di Rumah Sakit Sint Carolus. Kedutaan Besar Brasil untuk Indonesia tengah melakukan persiapan untuk pemulangan jenazahnya.
Kuasa Hukum Rodrigo Christina Widiantarti mengatakan, pihaknya belum tahu pasti kapan jenazah kliennya akan diterbangkan ke Brasil karena masih ada beberapa berkas yang harus disiapkan.
"Kami belum tahu persis, karena kedutaan masih ngurus kargo ke Brasil. Jam berapa? Tanggal berapa? Kami belum tahu. Dokumen harus dipersiapkan dahulu, supaya tidak terlalu lama. Mereka (Kedusbe) mengupayakan supaya bisa terbang ke Brasil sesegera mungkin," ungkapnya di Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta Pusat, Rabu (29/4).
Dia menjelaskan, saat eksekusi pihak keluarga yang hadir hanya sepupu Rodrigo, Angelita Muxfeldt. Hal itu karena ibu Rodrigo, Clarisse Muxfeldt Gularte tengah sakit menjelang eksekusi dilangsungkan.
"Tiga bulan terakhir ibunya pernah datang, karena sakit Angelita menemani sampai tadi malam (saat eksekusi)," ujarnya.
Menjelang eksekusi, Christina menceritakan, Redrigo nampak tenang dan baik-baik saja. Bahkan Redrigo sempat meminta dirinya bersama Angelita untuk tidak menangis setelah dirinya dieksekusi oleh pemerintah Indonesia. Bahkan mereka sempat membicarakan sepak bola dalam beberapa kesempatan.
"Waktu terakhir dia bicara dalam bahasa inggris dan menceritakan pemain sepakbola. Kata rodrigo I will be fun, go to heaven, and waiting you all in front of," tutupnya.