Diguyur Hujan Deras Hampir 5 Jam, 14 Bangunan di Samarinda Terkena Longsor
Kota Samarinda, Kalimantan Timur, diguyur hujan deras hampir 5 jam. Imbasnya, selain banjir, juga mengakibatkan longsor. Sedikitnya 14 bangunan terdampak longsor.
Kota Samarinda, Kalimantan Timur, diguyur hujan deras hampir 5 jam. Imbasnya, selain banjir, juga mengakibatkan longsor. Sedikitnya 14 bangunan terdampak longsor.
Hujan intensitas sedang hingga deras, mengguyur mulai pukul 07.00 WITA pagi tadi. Warga di kawasan bukit Selili di Samarinda menjadi cemas, usai terjadi pergerakan tanah yang menimpa rumah mereka.
-
Kapan banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3).
-
Di mana longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
-
Di mana saja lokasi yang terdampak banjir dan longsor di Pesisir Selatan? "Paling parah terjadi di Kecamatan XI Koto Tarusan, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Sutera," tuturnya.
-
Di mana tebing tol di Bintaro itu longsor? Personel Penanganan Prasarana dan Saranan Umum (PPSU) DKI Jakarta dan petugas Jasa Marga melakukan penanganan longsor tebing tol di Jalan Mulia Bhakti, RT 06/01, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan (Jaksel).
-
Kenapa tebing tol di Bintaro longsor? Lurah Bintaro Riza Fauzi mengatakan, longsoran dinding pembatas tol setinggi enam meter tersebut terjadi pada pukul 13.25 WIB saat hujan deras mengguyur Jakarta.
"Iya, kami dapatkan informasi warga sekitar jam 9 pagi tadi," kata petugas Bidang Tanggap Darurat dan Logistik BPBD Kota Samarinda, Nanang Arifin, dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (28/11).
©2020 Istimewa
Tim gabungan BPBD, Dinsos, Polri, TNI dan relawan melakukan pendataan lapangan. Sedikitnya 13 rumah, dan 1 bangunan musala, terdampak longsor. "13 bangunan rumah itu terdiri dari 13 kepala keluarga, atau sekitar 58 jiwa," ujar Nanang.
Nanang memastikan, meski terdampak longsor, tidak ada korban jiwa dari peristiwa itu. "Jadi, tim membantu masyarakat, untuk mengevakuasi barang-barang mereka ke tempat yang lebih aman," tambah Nanang.
Diterangkan Nanang, bersama tim PLN di lokasi, melakukan pemutusan sementara listrik di musala. "Warga terdampak (longsor) ada yang masih bertahan, dan ada yang mengungsi ke tempat keluarga terdekat," ungkap Nanang.
Longsor kali ini, diduga curah hujan yang tinggi, disertai angin kencang dan labilnya kondisi tanah. "Kondisi tanah masih bergerak," jelas Nanang.
Selain longsor, meski hujan sudah berhenti, namun sejumlah kawasan masih terendam banjir. Di antaranya, di Jalan KH Wahid Hasyim II. Sejumlah motor pun mengalami mati mesin. "Banjirnya campur lumpur pekat. Ini imbas dari bukaan lahan semakin masif," kata Kifli (41), salah seorang pengguna roda dua ditemui di kawasan Jalan KH Wahid Hasyim.
Baca juga:
42 Rumah di Simalungun Tertimpa Longsor Akibat Hujan Deras, Ini Kronologinya
Diguyur Hujan Deras Hampir 5 Jam, 14 Bangunan di Samarinda Terkena Longsor
Cuaca Ekstrem Picu Longsor di Simalungun dan Karo Sumatera Utara
Pengendara Motor Tewas Terseret Longsor di Cianjur
Penuh Duka, Ini Fakta Terkini Bencana Banjir dan Longsor yang Melanda Jateng
1 Keluarga Korban Longsor di Banyumas Ditemukan Meninggal Terjepit Bebatuan dan Kayu
5 Warga Meninggal Akibat Tertimbun Tanah Longsor di Banyumas