Diguyur hujan terus menerus, jembatan trans Kalimantan ambruk
Diguyur hujan terus menerus, jembatan trans Kalimantan ambruk. Ambruknya jembatan tersebut, membuat transportasi terutama angkutan roda empat lumpuh total, bahkan sempat terjadi antrean panjang beberapa kilometer.
Jembatan trans Kalimantan, penghubung Banjarmasin-Ampah-Muara Teweh, tepatnya berada di Ulu Jaman desa Ugang Sayu kecamatan Gunung Bintang Awai, Barito Selatan Kalimantan Tengah ambruk.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ambruknya jembatan beton yang dibangun sekitar tahun 1980 tersebut terjadi pada hari Kamis (15/12).
Sedangkan penyebabnya, karena dalam beberapa hari belakangan intensitas hujan turun terus menerus sehingga tanah tempat pondasi jembatan itu terjadi erosi dan longsor.
Ambruknya jembatan tersebut, membuat transportasi terutama angkutan roda empat lumpuh total, bahkan sempat terjadi antrean panjang beberapa kilometer.
Padahal, jembatan itu sangat vital guna menghubungkan ke kabupaten tetangga di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito seperti kabupaten Barito Utara dan kabupaten Murung Raya dan sebagian desa di Kabupaten Barito Selatan.
Damang Kepala Adat (DKA) Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kompi A membenarkan terkait longsornya jembatan di Ulu Jaman desa Ugang Sayu tersebut.
"Pada titik longsor di jembatan itu telah dibuatkan semacam jalan alternatif berupa kayu balok yang disusun agar mobil bisa melintasinya," kata Kompi A yang rumahnya tidak jauh dari jembatan yang longsor itu, dikutip dari Antara.
Menurut dia, semula sempat terjadi antrean panjang, tapi syukurlah sejak Sabtu (17/12), jembatan sudah mulai bisa dilewati kendati harus hati-hati, karena sudah dipasang balok kayu dan papan agar mobil bisa melewatinya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Barito Selatan, Edi Kristianto, membenarkan terkait longsornya jembatan di ruas jalan negara tepatnya di Ulu Jaman desa Ugang Sayu tersebut.
"Penyebab runtuhnya jembatan perlu dikaji secara mendalam sehingga saat dilakukan perbaikan, konstruksi jembatan bisa lebih kuat dan tahan lama," kata Edi Kristianto.