Dijaga ketat TNI, ratusan eks anggota Gafatar tiba di Jatim
Pesawat alami keterlambatan. Sebab, banyak para eks anggota Gafatar beralasan sakit hingga pingsan.
Ratusan eks anggota aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) tiba di Bandara Internasional Juanda Surabaya, Jawa Timur, dini hari tadi. Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf langsung menyambut mereka.
"Selamat datang di Jawa Timur. Langsung naik ke bus ya pak, bu. Istirahat ya," ujar dia, Sabtu (23/1). Seperti diberitakan Antara.
Tepat pukul 04.01 WIB, pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-3837 dari Pontianak membawa 193 orang dengan rincian 60 perempuan, 50 laki-laki, 70 remaja dan anak-anak, serta 13 balita, tiba di Terminal-1 Juanda.
"Selain awak pesawat, di dalam mereka dijaga oleh empat anggota Polri dan dua anggota TNI. Tujuannya semata-mata untuk mengantisipasi hal tak diinginkan," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Berselang sembilan menit, pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-3715 yang membawa 194 mantan anggota Gafatar juga mendarat untuk selanjutnya dinaikkan ke bus menuju Balai Transito milik Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Pemprov Jatim di Jalan Margorejo Surabaya.
Pada kesempatan tersebut, Gus Ipul yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Jatim Wahid Wahyudi menyalami dan menyapa satu per satu mantan anggota Gafatar, bahkan sempat menggendong bayi hingga bus penjemput.
"Mereka ini mayoritas korban sehingga harus diluruskan dan diberi pengertian. Kepada aktor intelektualnya, polisi harus mengecek dan mengusutnya," ujarnya.
Selain itu, satu pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-2873 juga dijadwalkan mendarat di Juanda Sabtu pagi dengan membawa sekitar 200 mantan anggota Gafatar.
"Mereka digabung di Balai Transito yang sudah dipastikan layak dengan kamar cukup banyak, termasuk fasilitas. Pendataan, pembinaan, dan penyadaran akan dilakukan tim khusus sebelum dikembalikan ke daerah masing-masing pada Selasa (26/1)," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jatim Wahid Wahyudi mengakui keterlambatan kedatangan pesawat karena calon penumpang berebut enggan diberangkatkan dengan berbagai alasan, seperti tidur, sakit, hingga pingsan.
"Mereka bersikeras menolak diberangkatkan sampai akhirnya dilakukan lobi lebih khusus. Setiap pesawat juga dijaga aparat berseragam untuk berjaga-jaga," kata Penjabat Bupati Lamongan tersebut.
Pada kesempatan itu, turut hadir Asisten III Sekdaprov Jatim M. Shofwan, Kepala Disnakertransduk Sukardo, Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Inf Muhammad Nur Rahmad, Kapolres Sidoarjo dan sejumlah kepala SKPD terkait lainnya.
Menggunakan bus Damri dan pengawalan ketat kepolisian, mereka menuju Balai Transito yang menurut rencana didatangi Gubernur Jatim Soekarwo untuk menengok dan sekadar berinteraksi.
Ratusan mantan anggota asal Jatim dipulangkan ke daerahnya masing-masing dari Mempawah, Kalimantan Barat, dan beberapa wilayah lainnya karena permukimannya dibakar warga setempat.
Pemprov Jatim telah membentuk tim khusus untuk menyadarkan dan mengajak ke ajaran benar, yang anggotanya antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, tokoh agama, serta beberapa pihak terkait lainnya.