Dikritik dewan pakar, Hanura berkukuh calonkan Wiranto-HT
Anggota Dewan Pakar Hanura Indro Tjahjono, mengkritik bahwa Wiranto lebih cocok berpasangan dengan Dino Patti Djalal.
Meskipun mendapat kritik keras dari elite partainya, Hanura tetap akan mengusung Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo (HT) sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2014. Kritikan tersebut dianggap wajar dan sah, namun soal pasangan Wiranto-HT diyakini sudah final.
Ketua DPP Partai Hanura Saleh Husin, mengatakan siapa pun bebas mengkritik pasangan Wiranto-HT. Hal ini, kata dia, justru menjadi penyemangat bagi kader untuk memenangkan pasangan Wiranto-HT di pemilu tahun depan.
"Di alam demokrasi siapa saja bebas berpendapat termasuk terhadap pencalonan pasangan WIN-HT, dan ini justru menjadi cambuk buat kita sebagai kader untuk lebih giat lagi dan bekerja keras menjadikan beliau berdua memimpin republik ini," ujar Saleh saat dihubungi wartawan, Senin (18/11).
Menurut dia, kerja keras kader untuk mewujudkan hal itu dilakukan dengan cara mendorong agar Hanura masuk tiga besar dalam pemilu legislatif nanti. Dengan begitu, kata dia, peluang Wiranto-HT menjadi capres dan cawapres semakin besar.
"Tentu ini semua harus kita mulai dari bagaimana agar Hanura bisa masuk tiga besar di pileg nanti sehingga lebih mudah untuk mengusung paket ini," tegas dia.
Karena itu, ia menegaskan, jika pasangan Wiranto dan HT sudah final dan tak bisa diganggu gugat meskipun banyak kritikan masuk.
"Dan perlu diketahui bahwa buat Hanura pasangan WIN-HT adalah final dan kalau ada satu dua kader yang beropini berbeda ya adalah hal biasa dalam demokrasi dan mungkin oleh teman-teman yang berbeda pendapat kebetulan tidak hadir di rapat ketika diambil suatu putusan," pungkasnya.
Diketahui, kritikan pencalonan Wiranto dan HT bukan saja datang dari DPP Hanura sendiri yakni, Fuad Bawazier. Evaluasi pencapresan juga diinginkan dari Anggota Dewan Pakar Hanura, Indro Tjahjono.
Menurut dia, Wiranto orang yang berpengalaman dalam bursa capres-cawapres di pemilu. Karena itu, ia menyayangkan jika Wiranto harus berpasangan dengan HT.
"Seharusnya, orang-orang seperti ini memilih cawapres, pasangannya yang bagus, seperti dari segi kompetensi. Seharusnya juga, Pak Wiranto tidak usah pagi-pagi mengajukan wakilnya (cawapres)," ujar Indro saat dihubungi, Minggu (17/11).
Menurut dia, deklarasi Wiranto dan HT sebagai pasangan capres dan cawapres di Pemilu 2014 terlalu terburu-buru. Sebagai partai berkelas, kata dia, keputusan mengusung cawapres harusnya dirundingkan terlebih dahulu kepada seluruh kader.
"Saya lihat, penetapan Wiranto-Hary Tanoe (sebagai pasangan capres/cawapres) itu terlalu terburu-buru (dideklarasikannya). Saya pikir ini karena pragmatisme tadi. Seharusnya dia sebagai capres yang berkelas, sebaiknya partainya, ngomongin soal kriteria (cawapres) dulu lah. Misalnya, karena Pak Wiranto mempunyai kelemahan dalam pergaulan internasional dan membutuhkan dukungan internasional, jadi memilih cawapres yang memiliki kompetensi itu," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia menilai tak pas jika Wiranto harus dipasangkan dengan HT yang tak punya kemampuan dan relasi di bidang internasional. Dia berpendapat, Wiranto cocok jika dipasangkan dengan Dubes RI di Amerika Serikat, Dino Patti Djalal.
"Kalau saya lihat, Dino Patti Djalal, memiliki kriteria itu. Kedua, Pak Wiranto memiliki kelemahan dari aspek ekonomi, ya berarti Pak Wiranto harus cari tokoh-tokoh yang kuat di bidang ekonomi. Jadi, enggak gegabah, tiba-tiba memilih seseorang. Jadi seharusnya Pak Wiranto didampingi oleh orang-orang yang memiliki kelebihan dari apa yang tidak dimilikinya sebagai supporting (pendukung)," pungkasnya.