Diskriminasi rehab narkoba, antara artis dan warga biasa
Diskriminasi rehab narkoba, antara artis dan warga biasa. Untuk warga biasa biasanya tidak mempunyai akses atau kenalan yang bisa mencarikan informasi terkait pusat rehabilitasi.
Maraknya penangkapan artis yang terjerat narkotika menambah sederet prestasi aparat penegak hukum. Sayangnya, para artis pemadat tersebut tidak akan lama menjadi penghuni hotel prodeo.
Tak lama setelah ditangkap, si artis pemadat akan mendapatkan rekomendasi untuk rehabilitasi. Selanjutnya, mereka sudah kembali bebas berbaur di tengah masyarakat.
-
Apa yang dipamerkan di Art Jakarta Garden 2024? Tahun ini, Art Jakarta Garden menghadirkan karya seni dari 23 galeri, 30 patung luar ruangan serta lima presentasi spesial hasil kolaborasi seniman Indonesia dengan sejumlah brand sponsor.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa saja objek wisata di Jakarta yang bisa jadi alternatif? Padahal, banyak destinasi wisata di Jakarta yang layak untuk kamu kunjungi menghabiskan libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW 2024.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Bagaimana Art Jakarta Garden 2024 memadukan seni dan alam? Art Jakarta Garden 2024 kembali menampilkan berbagai karya seni menawan, memadukan keselarasan seni dan alam yang bisa para pengunjung nikmati mulai tanggal 23 - 28 April 2024 di Hutan Kota by Plataran, Jakarta.
-
Bagaimana artis-artis ini tetap terhubung dengan penggemar di Indonesia? Meski menetap di luar Indonesia, mereka tetap berhubungan dengan penggemar melalui media sosial dan sesekali kembali ke Indonesia untuk pekerjaan atau mengunjungi keluarga.
Hal itu tentu berbanding terbalik ketika warga biasa yang terjerat kasus serupa. Praktis, menimbulkan kesan ada tebang pilih dalam penegakan hukum.
Menanggapi itu, Kriminolog Adrianus Meliala tak menampiknya. "Kecurigaan orang memang begitu," ujar Adrianus saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (15/2).
Ia menjelaskan permasalahan berada kepada akses. "Yang sebetulnya terjadi adl, karena artis, maka mereka lebih mudah mengakses penyidik, pelayanan assessment narkoba dan pemberian jaminan untuk ikut rehabilitasi serta ikut rehab itu sendiri," jelasnya.
"Jangan-jangan malah pusat-pusat rehab yg malah sibuk membantu si artis," sambungnya.
Sedangkan, lanjutnya, untuk warga biasa biasanya tidak mempunyai akses atau kenalan yang bisa mencarikan informasi terkait pusat rehabilitasi.
"Maka tergantung penyidik (pencarian pusat rehabilitasi)," ucapnya.
Sayangnya, jika bergantung pada rekomendasi penyidik memakan waktu lama.
"Bisa dibilang begitu. Karena sistemnya kan tidak terintegrasi, ada banyak lembaga yg ngurusin (dengan tata kelola yang berbeda-beda) dan tidak online," ungkapnya.
Ia menegaskan dalam hal itu seorang artis yang terjerat narkoba berada dalam posisi yang diuntungkan.
" Jadi si artis berada pada posisi diuntungkan punya uang, banyak fans yang mau membantu kasih info dan bahkan polisi pun lebih murah hati memberi diskresi," bebernya.
"Kalau orang biasa/susah, hal-hal di atas relatif sulit diperoleh," tambahnya.
Fakta itu, tambah Adrianus, yang menjadi sorotan Ombudsman.
"Kami di Ombudsman kan juga sudah mengkritik konsep rehab yang ada sekarang. Niatnya baik tetapi amat memungkinkan terjadi maladministrasi," tandasnya.
(mdk/eko)