Dispar Bali Sebut Penjualan Hotel di Bali Terjadi Sebelum Pandemi Covid-19
Menurutnya, jika tak bisa membayar bunga dan pokok pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual properti atau hotel tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa menanggapi soal puluhan hotel di Bali yang akan dijual karena imbas pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, untuk data rinci berapa hotel di Bali yang akan dijual pihaknya belum mengetahui dan soal hotel dijual di Bali sudah terjadi sebelum Pandemi Covid-19.
-
Kapan Desa Wisata Nusa meraih juara? Desa Wisata Nusa telah menyabet juara di Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 kategori homestay.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
-
Apa yang diharapkan dari pungutan wisatawan asing di Bali? Rektor Unud: Pungutan Wisman Harus Tingkatkan Kualitas Pariwisata Bali Babak baru pariwisata Bali akan dimulai pada 14 Februari 2024 nanti dengan penerapan pungutan bagi wisatawan asing yang masuk Bali. Terkait hal itu, Rektor Universitas Udayana Ngakan Putu Gede Suardana berharap, pungutan akan dibarengi dengan peningkatan kualitas pariwisata Bali.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Siapa yang menyampaikan pesan tentang Bangga Berwisata di Indonesia Saja? Sejalan dengan program pemerintah, yang bertema Bangga Berwisata di Indonesia Saja dimana yang disampaikan oleh Presiden RI pada saat Rakor dengan Kepala Daerah pada Tanggal 22 September 2022.
-
Di mana Desa Wisata Nusa berada? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat.
"Kita belum ada data yang rinci soal hotel-hotel yang dijual. Soal, hotel dijual sudah terjadi dari sebelum pandemi, karena ada banyak hotel dibangun dengan dana loan (pinjaman lunak)," kata Astawa saat dihubungi, Jumat (5/2).
Menurutnya, jika tak bisa membayar bunga dan pokok pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual properti atau hotel tersebut.
"Jika, income tidak bisa membayar bunga dan pokok dari pinjaman tentu salah satu solusi adalah menjual property tersebut. Jika, tidak ada solusi lainnya," ujarnya.
"Bagi hotel-hotel yang dibangun dari uang dingin tentu aman-aman saja dan itu juga jumlahnya banyak sekali, plus hotel BUMN tentu masih aman," imbunya.
Ia juga menyebutkan, bahwa Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, telah mengupayakan pinjam lunak bagi para pengusaha termasuk pengusaha hotel.
"Menpar sedang mengupayakan soft loan bagi pengusaha. Semoga, bisa terealisasi. Sehingga, bisa membantu para pengusaha termasuk pengusaha hotel, dan kita doakan agar pandemi segera berlalu. Sehingga, turis ramai lagi ke Bali (dan) ekonomi pulih lebih cepat," ujar Astawa.
Seperti yang diberitakan, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung, Bali, Rai Suryawijaya menyebutkan imbas dari pandemi Covid-19 sudah ada sekitar 60 hotel yang akan dijual di Pulau Bali.
"Iya ada 60 hotel yang (akan) dijual. Itu sebelum Pandemi Covid-19 ini 27 hotel yang mau dijual paska pandemi Covid-19 bahkan meningkat 60, itu mau dijual. Bintang berapa saja ada, di seluruh Bali ada hotel yang mau dijual sekarang," kata Suryawijaya, saat dihubungi Kamis (4/2).
Ia menerangkan, dijualnya hotel-hotel tersebut karena tingkat hunian sangat rendah selama ini, dari 5 hingga 7 persen. Selain itu, para pelaku usaha hotel harus membayar kewajiban utang di bank.
"Karena tingkat hunian sangat rendah, iya 5 persen, 7 persen, yang terisi lima kamar jadi tidak bisa menutupi. Yang kedua tentu tidak bisa membayar kewajiban untuk di bank. Karena, ada hutang di bank pengembalian pinjaman. Walaupun dikasih relaksasi, tetap kewajibannya (dibayar)," imbuhnya.
Ia juga mengatakan, bila pandemi Covid-19 belum usai tentu efeknya kedepan akan ada lagi hotel yang dijual.
"Akan bertambah, bisa jadi. Dan, kemungkinan besar kalau (pandemi Covid-19) masih ini lama, banyak yang vailid," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, agar tidak banyak hotel di Bali dijual pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku usaha hotel.
"Iya harus segera diberikan pinjaman lunak. Iya mengusulkan untuk diberikan pinjaman lunak bukan tawaran, mengusulkan," katanya.
Ia juga menyampaikan, untuk kerugian di sektor pariwisata di Bali sejak adanya pandemi Covid-19 mencapai sekitar Rp10 triliun per-bulan. Sementara, para pelaku usaha hotel sudah sangat berat untuk bertahan.
"Hitungan dari devisa saja Rp10 triliun perbulan untuk Bali saja. Jujur selama ini (pelaku usaha hotel) tidak kuat lagi. Karena, maintenance dan operasional club incomenya minim," ujar Suryawijaya.
Baca juga:
Digebuk Pandemi Corona, Sektor Pariwisata Bali Merugi Rp10 Triliun per Bulan
Sandiaga Berkantor di Bali, Wayan Koster Yakin Pariwisata Pulih jika Pandemi Berakhir
Menteri Sandiaga Ajak Pelaku Usaha dan Profesional WFH dari Bali
Pulihkan Pariwisata, Sandiaga Uno Ingin Punya Kantor di Bali
Gubernur Bali Sebut Vaksinasi Covid-19 Jadi Titik Awal Pemulihan Pariwisata
Obyek Wisata di Bali Tetap Diizinkan Buka Meski PPKM