Ditipu perusahaan, ratusan buruh asal Subang terlantar di Banten
Rumah berukuran kecil digunakan untuk menampung ratusan buruh. Itu pun tanpa fasilitas air bersih.
122 Buruh PT Preecast Conterete Indonesia (PCI) terlantar di Banten akibat relokasi yang dilakukan PT PCI pada sebuah perusahaan di daerah Bojonegara Kabupaten Serang Banten, tidak jelas. Kini ratusan buruh mengungsi di Masjid Raya Albantani, Kp3B, Curug, Kota Serang.
Berdasarkan informasi, ratusan buruh tersebut di kirim ke Banten karena kesepakatan PT PCI untuk merelokasi para buruh ke perusahaan yang ada di Bojonegera, karena PT PCI mengalami kebangkrutan. Namun setelah sesampainya di Bojonegara, perusahaan tiang pancang yang ditujukan itu ternyata belum aktif berproduksi, karena masih dalam proses pembangunan.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kapan Buah Lahung berbuah? Faktanya, pohon buah Lahung hanya akan berbuah ketika musim panas datang, maka dari itu buah ini sangat langka dan jarang dijumpai di pasaran.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Bagaimana Buleng dilakukan? Buleng diawali dengan memperkenalkan judul cerita, dilanjutkan dengan menyebutkan silsilah raja, menggambarkan sekilas keadaan kerajaan, menggambarkan konflik-konflik yang terdapat dalam cerita, lalu diakhiri dengan penjelasan pesan moral yang terkandung dalam cerita.
-
Apa itu Busana Pengantin Mupus Braen Blambangan? Dalam bahasa Jawa, busana Mupus Braen Blambangan diartikan sebagai pakaian yang membuat pengantin tampak cantik. Busana ini dilengkapi dengan gaya rias pengantin yang unik. Dikutip dari Instagram @banyuwangi_tourism, rias pengantin memadukan unsur tradisional dan spiritual.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
Mirisnya, para buruh yang dikirim dari Subang sejak tanggal 9 September lalu ditampung di sejumlah rumah yang disewa pihak perusahaan dengan kondisi yang sangat tidak layak. Rumah berukuran kecil digunakan untuk menampung ratusan buruh. Tidak hanya itu, buruh ditampung dalam rumah tanpa ada fasilitas air bersih selama berhari-hari.
"Perusahaan yang di Subang sudah dijual, atas hasil kesepakatan kita direlokasi ke PT PCI yang ada di sini. Sampai sini perusahaan yang dituju belum produksi, jangankan produksi kantornya aja belum dibangun masih tiang-tiang doang. Kita ditampung di rumah kecil kamar tiga, diisi orang banyak. Air bersih ga ada, ada air hanya tengah malam," ujar Deden Maulana, salah satu buruh, Selasa (15/9).
Deden mengungkapkan, para buruh yang merasa tidak ada kepastian tentang nasib mereka berusaha pulang ke tempat asalnya di Subang Jawa Barat, dengan mengadu ke Polda Banten. Para buruh berjalan kaki dari Bojonegara menuju pintu tol Cilegon Timur yang berjarak sekitar 5 km. Dari situ para buruh menggunakan angkutan umum menuju Polda Banten, dan sampai di Polda Banten sekitar pukul 01.00 dini hari.
"Kami datang ke Polda Banten, berharap Polda dapat melakukan koordinasi dengan Polres Subang untuk memulangkan kami. Sekarang kita ditampung di sini (masjid Raya Albantani) karena di Polda tidak ada tempat yang layak untuk menampung kami makanya kami ditempatkan di sini agar lebih nyaman. Dan kami hingga kini belum mempunyai kepastian kapan untuk pulang ke Subang," ujarnya.
Deden mengaku dirinya bersama ratusan buruh lainnya sudah tidak lagi mempunyai uang untuk biaya hidup di Banten. Karena mereka belum menerima gaji sejak bulan Agustus lalu dari pihak perusahaan.
"Tadi di Polsek Bojonegara sudah makan nasi, itu juga sudah alhamdulillah. Kita dah ga pegang apa-apa, karena kita belum terima gaji sejak bulan Agustus lalu," katanya.
Sementara Nur Hamim Ketua Korwil SBSI Banten yang mendampingi para buruh mengatakan jelas para buruh ini diperlakukan dengan cara sangat tidak manusiawi oleh perusahaannya, dengan kondisi penampungan yang sangat tidak layak untuk kesehatan. Dirinya juga menganggap PT PCI sudah berbohong kepada kesepakatan yang dilakukan oleh para buruh sebelumnya.
"Walau pun ada perusahaan, walau faktanya perusahaan itu tidak ada. Penampungan para buruh ini sudah tidak layak, untuk faktor kesehatan. Dengan secara tidak langsung mereka sudah menelantarkan pekerja mereka. Ini sudah kejahatan kemanusiaan, semua jauh dari kesepakatan sebelumnya," ujarnya.
Baca juga:
Pemprov Banten pulangkan ratusan buruh yang ditelantarkan perusahaan
Penyandang disabilitas merasa dimanfaatkan oleh pegiat antikorupsi
Tuntut jadi PNS, ribuan guru honorer banjiri Gedung DPR
Buruh ancam mogok Nasional, ini jawaban Kapolda Metro Jaya
Video sisi-sisi lain dari demo buruh di Istana
Janji manis pemerintah setelah digeruduk ribuan buruh