Diundang Raja Saudi, KH Maimun Zubair Setiap Tahun Naik Haji
Kiai kharismatik Maimun Zubair meninggal dunia, Selasa (6/8) waktu Arab Saudi. Pria yang akrab disapa Mbah Moen ini meninggal saat melakukan ibadah haji di tanah suci Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8).
Kiai kharismatik Maimun Zubair meninggal dunia, Selasa (6/8) waktu Arab Saudi. Pria yang akrab disapa Mbah Moen ini meninggal saat melakukan ibadah haji di tanah suci Makkah, Arab Saudi, Selasa (6/8).
Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani mengungkapkan, hampir setiap tahun Kiai Maimun Zubair mendapat kesempatan untuk pergi haji. Namun melalui jalur undangan langsung dari Raja Arab Saudi.
-
Kapan KH Mas Mansur lahir? KH Mas Mansur adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya, Jawa Timur.
-
Siapa saja keturunan Mbah Muhdlor dan Mbah Syamsyiyah? Anak pertama diberi nama Nyai Mondolika. Kelak ia menjadi istri KH Basyar Tuban yang menurunkan kiai-kiai Makam Agung Tuban.Anak kedua bernama Nyai Pinang. Kelak ia disunting Kiai Ghozali Sarang dan menurunkan kiai-kiai Sarang.Anak ketiga bernama Kiai Singgopuro (Kiai Misbah) yang kelak menurunkan Kiai-Kiai Sidoarjo, termasuknya KH. Ali Masyhuri bin Mubin bin Dasuki bin Misbah (Singgopuro).
-
Kapan Zulkarnain Lubis meninggal? Pada Jumat, 11 Mei 2018, Zulkarnain meninggal dunia di Rumah Sakit Pertamina Pali, Sumatra Selatan di usia 59 tahun.
-
Kapan Ganjar-Mahfud berangkat ke MK? Pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD menghadiri sidang putusan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) pada hari ini, Senin, (22/4).
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Manuella Aziza lahir? Seperti yang diketahui, pemilik nama lengkap Manuella Natasha Aziza Villareal merupakan gadis kelahiran Jakarta pada tanggal 15 September 2005.
"Kan setiap tahun diundang terus oleh pemerintah Arab Saudi. Diundang khusus, bukan karena kemudian menggunakan kuota," kata Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Arsul juga membantah jika Mbah Moen selama ini menggunakan kuota haji reguler. Dia menegaskan, semua itu adalah undangan dari Raja Arab.
"Enggak gitu, diundang oleh pemerintah Arab Saudi untuk berhaji. Makanya tiap tahun seperti itu," tegasnya.
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, Mbah Mun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Dia juga murid dari Syaikh Sad al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Beliau mengaji di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.
Pada umur 21 tahun, Maimun Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuib. Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.
Kiai Maimun juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain. Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.
Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimun kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya. Pada 1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.
Selama hidupnya, Kiai Maimun memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Politik dalam diri Kiai Maimun bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan. Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar fiqh sekaligus penggerak.
Baca juga:
Suasana Salat Jenazah KH Maimun Zubair di Mekkah
KH Maimun Zubair Wafat, GP Ansor dan Banser Tahlilan 40 Hari Penuh
Buya Syafii: Selamat Jalan Kiai Maimun, Kita Semua Pasti Menyusul
Sosok Mbah Moen di Mata Gus Miftah
Hari Wafat Mbah Moen Sudah Pernah Diramalkan Sebelumnya
Pesan Terakhir Mbah Moen untuk Gubernur Jatim