DKJ nonaktifkan sastrawan Hanna Fransisca karena kasus togel
Hanna Fransisca adalah tokoh sastra versi Majalah TEMPO 2011.
Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) memutuskan untuk menonaktifkan Hanna Fransisca (Tjhia Fui Ha) sebagai anggota Komite Sastra periode 2013-2015. Hal ini karena sastrawan itu diduga terlibat kasus judi togel beromzet miliaran rupiah.
Hanna ditangkap di Jl Pakis Raya Ruko Bojong Indah No 88E Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat pada 9 September lalu, karena diduga kuat menyelenggarakan kegiatan judi togel Singapura dan tasiauw yang beroperasi selama 1 tahun.
Lewat siaran pers, Jumat (19/12), Ketua Pengurus Harian DKJ, Irawan Karseno, menyatakan bahwa Hanna Fransisca adalah anggota nonaktif DKJ.
"Membebastugaskan Hanna Fransisca dari tugasnya sebagai anggota DKJ agar dapat menjalani proses hukum berkaitan dengan kasus penangkapannya," kata Irawan.
Irawan mengatakan, pihaknya juga mengirimkan surat resmi kepada Akademi Jakarta untuk mempertimbangkan pemberhentian keanggotaan Hanna Fransisca dari DKJ atas dasar ART DKJ.
"Dan memohon masukan dan pertimbangan Akademi Jakarta terhadap permasalahan ini," ujar Irawan.
Irawan menjelaskan, sejak bulan September 2014, ketika aktivitas program DKJ meningkat pasca-libur hari raya Idhul Adha, Hanna Fransisca tidak terdengar kabarnya, tidak pernah hadir, dan tidak dapat dihubungi oleh staf, Komite, maupun Pengurus Harian DKJ.
"Semua kontak melalui e-mail, pesan singkat SMS maupun BBM tidak mendapat respons," ujar Irawan menambahkan pihaknya juga sudah menyambangi kediaman Hanna namun tidak membuahkan hasil.
Dia melanjutkan, pencarian DKJ terhadap Hanna akhirnya berhasil setelah pihaknya mendapati arsip berita onlie bulan September yang mengatakan bahwa Hanna Fransisca ditangkap karena kasus perjudian togel. Atas dasar itu, rapat Pengurus Harian DKJ akhirnya memutuskan untuk menonaktifkannya.
Penonaktifan Hanna berdasarkan Anggaran Rumah Tangga DKJ pasal 17 ayat 5 dan Pergub Provinsi DKI Jakarta Nomor 64/2006 pasal 20 ayat 4 huruf e.
Hanna Fransisca lahir di Singkawang, Kalimantan Barat, 30 Mei 1979. Dia dikenal sebagai penyair, cerpenis dan juga penulis naskah drama. Cerita pendek pertamanya, Darahku Tumpah di Kelenteng, terpilih sebagai salah satu cerpen pilihan Jakarta International Literary Festival 2008.
Pada tahun 2010, ia menerbitkan buku kumpulan puisinya Konde Penyair Han di Goethe Haus, Jakarta. Buku kumpulan puisi Konde Penyair Han yang banyak bercerita tentang masa lalunya yang getir tersebut, kemudian mendapat penghargaan sebagai kumpulan puisi terbaik versi majalah Tempo 2010 dan mengantarkannya masuk sebagai 5 besar nominator penerima penghargaan bergengsi sastra Indonesia, Khatulistiwa Literary Award (KLA) 2010, untuk kategori puisi. Selain itu ia juga terpilih sebagai tokoh sastra versi Majalah TEMPO 2011.