Dokter Ungkap Gejala-Gejala Pasien yang Dirawat Akibat Varian Covid-19 XBB
Tren kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir naik akibat munculnya subvarian omicron XBB.
Tren kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir naik akibat munculnya subvarian omicron XBB. Kenaikan kasus ini merupakan kelima kalinya sepanjang Indonesia menghadapi pandemi Covid-19.
Ketua Departemen Pulmonologi & Kedokteran Respirasi FKUI dan RSUP Persahabatan, dr. Prasenohadi mengatakan, pasien kasus positif Covid-19 XBB lebih sering ditemukan tanpa gejala ada gejala ringan. Umumnya, orang yang positif dengan kategori ini lebih memilih isolasi mandiri atau dirawat di rumah daripada mendapat perawatan di rumah sakit.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
"Mereka lebih senang dirawat di rumah atau isolasi mandiri atau di hotel. Dibandingkan kalau datang ke rumah sakit, dirawat di rumah sakit yang perlu mendapatkan perawatan intensif dan sebagainya. Memang, akhir-akhir ini telemedicine agak meningkat lagi," kata Prasenohadi dalam Talkshow “Perkembangan Pandemi di Indonesia dan Gejala pada Pasien Covid-19”, Rabu (16/11).
"Ini tidak terlalu memberikan hospitalisasi atau perawatan di rumah sakit berbeda dengan yang varian sebelumnya Alpha atau Delta," lanjutnya.
Prasenohadi menyebut, pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, gejala corona memang berkurang dan tidak parah. Menurut dia, kebanyakan dari pasien tersebut adalah komorbid atau terdapat penyakit penyerta yang berat.
"Sebagian besar adalah orang-orang dengan penyakit penyerta atau komorbid, terutama orang-orang yang mengalami gagal ginjal kronis, atau kelainan jantung yang kronis atau pasien-pasien dengan keganasan atau kanker," ungkap dia.
Prasenohadi menambahkan, fatalitas atau kematian pasien Covid-19 memiliki keterkaitan dengan lansia dan komorbid. Maka, pemerintah perlu memperhatikan pasien yang memiliki penyakit berat yang terjangkit virus corona.
"Jadi, pasien yang meninggal mortalitasnya itu memang yang besar itu adalah memang orang-orang yang dengan komorbid, itu usia lanjut kemudian dia ada penyakit penyerta. Ada beberapa vaksin yang pengaruhnya bagus, normal. Tapi memang ada penyakit di organ lain yang harus menjalani pengobatan rutin," papar Pras.
Untuk itu, kata Pras, vaksinasi memiliki peran besar dalam penanganan pandemi Covid-19. Karenanya, menurut dia, sebagian besar pasien yang dirawat itu belum mendapatkan vaksinasi atau belum divaksin secara lengkap.
"Jadi, vaksinasi sangat penting. Kalau dilihat hampir sebagian besar pasien yang dirawat itu belum vaksin atau belum divaksin secara lengkap. Berbeda dengan orang-orang yang sudah lengkap (Booster). Vaksinasi kepada orang-orang seperti itu harus lebih digalakkan," tuturnya.
Reporter Magang: Syifa Annisa Yaniar