DPR bakal lebih selektif soal pembelian alutsista
DPR akan menilai cocok atau tidaknya pembelian alutsista dengan kondisi geografis di Indonesia.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Priyo Budi Santoso mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi jatuhnya Helikopter Mi17 adalah kekeliruan manusia. Dia menambahkan, kekeliruan manusia dalam teknis kualitas dari helikopter tersebut.
"Saya telah berkomunikasi dengan panglima TNI, ini akan segera dilakukan evaluasi menyeluruh. Tanggapan sementara itu tidak ada kaitannya dengan kualifikasi seri heli tersebut tapi ada sebagian karena masalah cuaca dan masalah kesalahan manusia," katanya di Gedung DPR, Senin (11/11).
"Tapi kita lihat saja, kita ingin dengarkan evaluasi menyeluruh mengenai masalah ini," lanjutnya.
Ketika disinggung mengenai pengadaan perangkat perang tersebut dari Rusia, Priyo mengatakan tidak ada masalah. Pasalnya Indonesia membeli Helikopter M17 dari Rusia.
"Sebenarnya, Rusia menjadi salah satu negara dengan kualifikasi pesawat dan alat-alat tempur bagus, namun perlu dievaluasi apakah jenis-jenis itu cocok atau tidak," ujarnya.
Priyo mencontohkan pembelian Tank Leopard dari Jerman. Ia menilai, tank tersebut terlalu besar untuk Indonesia. Sebab jika tank tersebut melalui Jalan Thamrin atau jalan protokol lainnya sebanyak dua kali, maka aspal jalan tersebut akan hancur.
"Itu harus ada penilaian secara menyeluruh jangan hanya ide dari kesatuan saja. Ada sistem yang menyeluruh menilai itu," ungkap Priyo.
Untuk menanggulangi kejadian seperti M17, Priyo mengatakan, DPR akan lebih selektif menentukan poin-poin mana saja dan alat-alat perang atau alutsista yang harus Indonesia beli.