DPR Kritik Bulog: Warga Miskin Sudah Susah, Jangan Kasih Bansos yang Buruk
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta Perum Bulog untuk memberikan beras kualitas premium untuk bantuan sosial. Bulog, juga perlu menarik beras yang tidak layak konsumsi yang ditemukan di sejumlah daerah.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi meminta Perum Bulog untuk memberikan beras kualitas premium untuk bantuan sosial. Bulog, juga perlu menarik beras yang tidak layak konsumsi yang ditemukan di sejumlah daerah.
"Bulog harus segera menarik dan mengganti beras bansos kualitas buruk itu dengan beras kualitas premium," ujar Dedi kepada wartawan, Jumat (13/8).
-
Siapa yang menugaskan BULOG untuk mengimpor beras? “Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton”, ujar Tomi.
-
Bansos beras apa yang dihentikan penyalurannya? Pemerintah akan menghentikan sementara penyaluran bantuan sosial (bansos) beras kemasan 10 kilogram (kg) mulai 8-14 Februari 2024.
-
Apa yang terjadi pada oknum buruh yang mempermainkan beras di gudang BULOG? Oknum buruh yang merupakan tenaga harian lepas di gudang Banjar Kemantren 2 dalam video tersebut sudah tidak dipekerjakan lagi dan Kepala Gudang Banjar Kemantren 2 sudah diberikan Surat Peringatan (SP) dan dimutasi.
-
Kenapa boraks berbahaya? Boraks dapat menumpuk dalam tubuh manusia dan menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
-
Siapa yang membagi bansos? Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan alasan dirinya jarang membagikan langsung bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat.
-
Siapa yang memutuskan untuk menghentikan penyaluran bansos beras? Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo.
Sebelumnya, heboh bansos beras tak layak konsumsi di Banten dan Jawa Timur. Beras tersebut menggumpal dan berbau saat dibagikan ke masyarakat.
Dedi Mulyadi bilang, kasus beras tidak layak konsumsi bisa dicegah jika Perum Bulog mengecek beras bantuan sosial yang disalurkan kepada masyarakat.
Politikus Golkar ini menilai, seharusnya masyarakat yang membutuhkan bantuan ini diberikan beras kualitas premium. Bukan justru menambah kesulitan hidup masyarakat di tengah pandemi.
"Warga miskin itu sudah susah hidupnya, untuk itu jangan sampai ditambah kesulitannya dengan bantuan yang buruk," tegas Dedi.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga di Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Jawa Timur mengembalikan beras bantuan sosial dari pemerintah. Alasannya karena beras yang diterima oleh warga dianggap tak layak konsumsi lantaran rusak dan berbau.
Pengembalian sejumlah beras bansos yang disalurkan oleh Bulog ini diakui oleh Lurah Kedungrejo, Nico Oktavian. Dikonfirmasi melalui sambungan telepon, dia mengakui ada sejumlah warganya yang mengembalikan beras bansos.
"Yang ke saya ada dua sak, sekitar (total) 20 kilogram. Yang 10 kilogram pertama dikembalikan pada Rabu (11/8) kemarin, kondisinya menggumpal dan bau. Yang kedua tadi satu sak, kondisinya berbau. Juga masih ada padinya," katanya pada merdeka.com, Kamis (12/8).
©2021 Istimewa
Sementara di Pandeglang, Uki sebagai warga Kampung Cihaseum, Kelurahan Pandeglang, yang menerima beras bantuan tersebut kecewa dengan kualitas dari beras bantuan PPKM tersebut.
"Warna berasnya kekuning-kuningan, terus agak berbau dan ada kutunya juga pak. Yang lebih parah lagi, banyak yang sudah buluk," kata Uki kepada wartawan, Kamis (5/8).
Hal serupa diungkapkan Dedi, warga Kampung Kebon Cau, Kelurahan Pandeglang, Kecamatan Pandeglang. Dia mengatakan beras bantuan dari pemerintah tidak layak untuk dikonsumsi.
Penjelasan Bulog
Kepala Bagian Humas dan Kelembagaan, Perum Bulog Tomi Wijaya menjelaskan bahwa hal itu terjadi tanpa unsur kesengajaan. Menurutnya beras yang diterima bisa seperti batu lantaran sempat terkena air hujan.
"Pada saat penyaluran, pada saat pembongkaran di distribusikan hujan Mas. Itu dari 4.640 kilogram beras yang dibawa ke daerah tersebut tiganya (karung) kena hujan," ujar Tomi saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (5/8).
Karena basah, lanjut Tomi beras dalam tiga karung itu akhirnya menggumpal. Begitu mendapatkan kabar soal itu, menurut Tomi pihaknya segera bergerak ke sana untuk menggantikan beras yang berkualitas buruk itu.
"Jadi dari gudang kita, kita bawanya pasti beras baik Mas. Karena sudah melewati quality control kitakan. Nah itukan faktor cuaca," ujar dia.
Tomi mengimbau agar ke depannya jika aparat desa menemukan beras Bulog berkualitas buruk segera melaporkannya ke pihaknya. Supaya cepat diberikan penggantinya dengan kualitas beras yang lebih baik.
Baca juga:
Kenapa Beras Bansos Berkualitas Rendah?
Heboh Beras Bansos Tak Layak di Daerah, Bagaimana di Jakarta?
Sejumlah Warga Sidoarjo Kembalikan Beras Bansos Berbau dan Menggumpal
Budi Waseso akan Pecat dan Pidanakan Pegawai Bulog yang Timbun Bansos Beras
Budi Waseso: Bulog akan Produksi Beras Premium di 2022 dan Setop Impor
Bulog Pastikan Beras Bantuan PPKM Tahap II Berkualitas Baik